Setelah berlalunya pandemi, perbatasan Taiwan kembali dibuka selama satu tahun, dan jumlah pengunjung dari Asia Tenggara tumbuh pesat, dengan permintaan yang tinggi untuk pemandu wisata berbahasa Vietnam dan Thailand.
Jumlah wisatawan dari Asia Tenggara meningkat secara signifikan pasca pandemi.
(Sumber foto : Biro Pariwisata dan Komunikasi Kota Taipei)
Menurut statistik dari Badan Pariwisata, hingga September tahun ini, sebanyak 46,687 orang di Taiwan telah memperoleh lisensi pemandu wisata, dengan 15 bahasa yang berbeda. Bahasa Mandarin adalah yang terbanyak, dengan lebih dari 35,000 orang, diikuti oleh bahasa Inggris sebanyak 7,281 orang, bahasa Jepang sebanyak 4,102 orang. Namun, bahasa Thailand hanya diikuti oleh 174 orang dan bahasa Vietnam hanya oleh 168 orang. Namun, sejak pandemi berlalu, jumlah pengunjung dari Asia Tenggara tumbuh pesat, dan ini menyebabkan kekurangan pemandu wisata berbahasa Thailand dan Vietnam.
Ketua Asosiasi Pemandu Wisata Republik Tiongkok mengatakan bahwa meskipun pemandu wisata berbahasa tertentu mungkin mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, namun pemulihan yang kuat di sektor pariwisata Asia Tenggara setelah pandemi telah meningkatkan permintaan untuk pemandu wisata berbahasa Thailand dan Vietnam. Untuk menghadapi peningkatan jumlah wisatawan yang lebih besar tahun depan, ia menyarankan untuk meningkatkan kuota ujian bahasa minoritas, bahkan memperluas program pelatihan untuk pemandu berbahasa yang lebih banyak. Selain itu, para ahli juga berharap agar aturan pemberian lisensi dapat lebih fleksibel, dan untuk memberikan panduan kepada penduduk baru dan keturunan Tionghoa yang tinggal di luar negeri untuk memperoleh lisensi, sehingga dapat mengatasi masalah ketidakseimbangan penugasan pemandu wisata berbahasa di pasar pariwisata pasca-pandemi.