:::

Pekerja Migran, Penduduk Imigran Baru, dan Masyarakat Merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia di Nantou

Anggota legislatif Luo Mei-ling, Wali Kota Nantou Zhang Jia-zhe, serta Stasiun Layanan dan Tim Khusus Ditjen Imigrasi Kabupaten Nantou, dengan antusias berpartisipasi dalam rangkaian perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia di Nantou (Gambar/sumber: Situs web Ditjen Imigrasi)
Anggota legislatif Luo Mei-ling, Wali Kota Nantou Zhang Jia-zhe, serta Stasiun Layanan dan Tim Khusus Ditjen Imigrasi Kabupaten Nantou, dengan antusias berpartisipasi dalam rangkaian perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia di Nantou (Gambar/sumber: Situs web Ditjen Imigrasi)

Tahun ini adalah peringatan ke-79 berdirinya Indonesia. Menurut statistik Kementerian Dalam Negeri Taiwan, hingga Desember tahun 2023, pekerja migran di Taiwan yang berasal dari Indonesia adalah yang terbanyak, mencapai 244.002 orang. Untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, Asosiasi Guanxin Tionghoa menjadi tuan rumah, bekerja sama dengan Stasiun Layanan Imigrasi Nantou, menyelenggarakan acara perayaan di Taman Zhongshan, Kota Nantou, yang menarik banyak pekerja migran Indonesia, penduduk imigran baru, dan warga setempat untuk berpartisipasi.

Pada hari acara berlangsung, pekerja migran Indonesia dan penduduk imigran baru membentuk parade, dengan wajah dilukis bendera Indonesia, mengenakan pakaian tradisional, berparade dari Kawasan Industri Nangang hingga Taman Zhongshan, dengan suasana meriah di sepanjang jalan.Teman-teman pekerja migran mengenakan bendera Indonesia, senang berpartisipasi dalam kegiatan (Gambar/sumber: situs web Ditjen Imigrasi)

Ketua Asosiasi Guanxin Tionghoa, Guan Cheng-yi, menyatakan bahwa acara ini adalah perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia berskala besar pertama yang diadakan di Nantou, dan diharapkan akan terus diadakan di masa depan agar para pekerja dan penduduk imigran baru dapat melepaskan rasa rindu kampung halaman di tengah kesibukan kerja.

Setelah upacara pengibaran bendera yang khidmat, acara dilanjutkan dengan berbagai lomba tradisional Indonesia yang menyenangkan, termasuk lompat karung, tarik tambang, berjalan cepat dengan sendok berisi kelereng, dan juga lomba "makan kerupuk". Lomba ini mengharuskan peserta untuk meletakkan kedua tangan di belakang dan memakan kerupuk yang digantung di tali secepat mungkin, siapa yang paling cepat habis adalah pemenangnya. Seluruh acara dipenuhi dengan tawa, tidak peduli kewarganegaraan, semua peserta tenggelam dalam suasana bahagia.Pekerja migran dan warga bersama-sama mengikuti lomba makan kerupuk yang seru (Gambar/sumber: Situs web Ditjen Imigrasi)

Kepala Stasiun Layanan Imigrasi Kabupaten Nantou, Lin Hong-zhi, menyatakan bahwa acara ini tidak hanya untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia tetapi juga untuk mempromosikan prinsip “Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial” (ICERD), mendorong pemahaman dan penerimaan budaya yang beragam. Dia berharap melalui kompetisi yang menyenangkan ini, lebih banyak orang akan mengenal budaya Indonesia dan menyebarkan nilai "menghormati keragaman, menghargai perbedaan", bersama-sama menciptakan masyarakat yang inklusif dan multikultural.

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading