img
:::

Cegah Faskes Kolaps, Jokowi Harus Tarik 'Rem' Redam Covid-19

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris. ©2021 Merdeka.com
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Lonjakan penularan Covid-19 pascalibur Lebaran berdampak pada meroketnya angka keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) fasilitas kesehatan di sejumlah daerah. Berdasarkan data Kemenkes per Sabtu (12/6), BOR 4 provinsi bahkan sudah melewati batas WHO 60 persen, yakni DKI Jakarta (68%), Jawa Tengah (67%), Jawa Barat (65%) dan Kalimantan Barat (63%). Khusus di RSD Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, bahkan BOR sudah sampai 75%.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris mengungkapkan, angka BOR di 4 provinsi tersebut amat sangat mengkhawatirkan. Apalagi beberapa laporan dari daerah menyebutkan, ada pasien yang pingsan saat mengantre untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan ada pula yang meninggal dunia saat baru masuk UGD. Ini adalah prakondisi faskes yang terancam kolaps.

“Melihat kondisi demikian, pemerintah harus melakukan langkah luar biasa untuk meredam angka penularan, dan mengantisipasi agar faskes tidak kolaps karena BOR melampaui batas. Langkah luar biasa tersebut harus dilakukan secara nasional, tidak cukup dengan PPKM Mikro yang selama ini dilakukan,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/6).

Dalam kondisi darurat seperti ini, Politikus PDIP ini menegaskan, pemerintah pusat harus menarik rem darurat penanganan Covid-19. Sehingga nantinya tidak lagi penanganan Covid-19 berdasarkan sistem zonasi merah, oranye, kuning, hijau sebagaimana aturan PPKM Mikro.

Alasannya, Menkes Budi Gunadi Sadikin pernah mengungkapkan indikasi bahwa ada pemerintah daerah yang dengan sengaja mengurangi testing hanya demi mengejar status zona hijau di wilayahnya.

Anggota Fraksi PDIP, Charles Honoris. Foto/ Istimewa

Anggota Fraksi PDIP, Charles Honoris. Foto/ Istimewa

“Dalam kondisi ledakan Covid-19 di depan mata ini, seluruh pemangku kebijakan dan pemimpin-pemimpin daerah harus terbuka dan jujur tentang kondisi kesehatan di wilayahnya. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Selebihnya, biar pemerintah pusat yang cepat ambil kendali supaya ledakan Covid-19 yang mungkin terjadi tidak sampai sedestruktif seperti di India,” tutup Charles.

Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan melaporkan penambahan kasus positif Covid-19 pada Minggu (13/6) sebanyak 9.868 kasus. Dengan pertambahan ini, akumulasi kasus menjadi 1.911.358 kasus.

Penambahan kasus positif ini sendiri berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 70.468 spesimen. Kementerian Kesehatan juga mencatat terjadi peningkatan kasus aktif sebanyak 5.064 kasus menjadi 113.388 kasus. Sementara itu, masih ada 108.997 kasus suspek.

Sementara itu, untuk kasus meninggal hari ini bertambah 149 kasus. Sehingga secara total 52.879 orang meninggal dunia akibat Covid-19. Pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 4.655 kasus. Sehingga total, 1.745.091 orang Indonesia sudah sembuh dari Covid-19.

新聞網站: https://www.merdeka.com/

Berita lainnya:  Departemen Tenaga Kerja Tainan Peduli Kondisi Kesehatan Pekerja Migran, Buat Propaganda Pencegahan Multilingual

Berita lainnya:  Peringatan bagi Seluruh Warga: Penyebaran Informasi Palsu Termasuk Pelanggaran Hukum, Sanksi Denda Capai 3 Juta NTD!

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading