Jurnaling adalah kegiatan mencatat pikiran, perasaan, pengalaman, atau pemikiran pribadi secara rutin dalam bentuk tulisan atau catatan. Aktivitas ini sering dilakukan dalam jurnal pribadi atau buku harian. Jurnal biasanya mencakup refleksi diri, pemecahan masalah, pencatatan tujuan, dan peristiwa sehari-hari yang relevan. Ini adalah alat yang sangat fleksibel, karena bisa digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pengembangan diri, kreativitas, pemecahan masalah, atau bahkan sekadar untuk melepaskan stres.Artikel Lainnya : Seleksi Pahlawan Kecil Diplomasi, Membangun Wawasan Internasional dan Koneksi Dunia bagi Generasi Muda TaiwanManfaat utama dari jurnaling adalah memungkinkan individu untuk memproses emosi, mengidentifikasi pola pikiran, dan memantau perkembangan pribadi. Dengan mencatat perasaan dan pengalaman secara teratur, seseorang dapat lebih baik memahami diri sendiri dan merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan. Jurnaling juga membantu meningkatkan kreativitas, mengurangi stres, dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Selain itu, jurnaling juga dapat berfungsi sebagai sumber referensi yang berguna untuk mengingat peristiwa masa lalu atau pemikiran yang mungkin terlupakan seiring waktu. Ini adalah alat yang sangat efektif untuk pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan mental.Artikel Lainnya : Imigran Baru Asal Korea Selatan Mencicipi Makanan Lokal PingTung
Pembangunan menjadi smart city merupakan sebuah proses yang kompleks dan membutuhkan pendekatan holistik untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk serta efisiensi layanan kota. Salah satu langkah utama dalam mewujudkan kota pintar adalah pengembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang handal. Dengan membangun jaringan internet berkecepatan tinggi, mengimplementasikan sensor pintar, dan menetapkan sistem keamanan siber yang canggih, kota dapat menciptakan dasar yang solid untuk pertumbuhan kecerdasan kota.Selain itu, aspek vital lainnya adalah pengembangan sistem transportasi pintar. Melalui pemanfaatan teknologi untuk memantau lalu lintas, mengoptimalkan rute, dan menyediakan transportasi umum yang efisien, kota dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas penduduknya. Upaya untuk menciptakan kota pintar juga melibatkan manajemen limbah yang efisien, dengan menerapkan solusi pintar seperti pengumpulan sampah otomatis dan sistem daur ulang yang efektif.Artikel Lainnya : Seleksi Pahlawan Kecil Diplomasi, Membangun Wawasan Internasional dan Koneksi Dunia bagi Generasi Muda TaiwanMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan, ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur akan diberi nama "Nusantara". Rencananya, ibu kota baru tersebut akan berkonsep "smart city".Target atau tujuan pembangunan kota/kabupaten pintar (smart city) yakni :1. Sebuah kota/kabupaten berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, dan lingkungan hidup2. Sebuah kota/kabupaten yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaan gedung.Artikel Lainnya : Imigran Baru Asal Korea Selatan Mencicipi Makanan Lokal PingTung
Jumlah pelajar Indonesia yang melanjutkan studi di Taiwan tidak sedikit. Setelah tamat kuliah, banyak juga pelajar-pelajar yang merasa bingung apakah ingin melanjutkan "perjalanan" di negeri sendiri atau berjuang di negeri orang dulu. Tidak sedikit juga yang langsung pulang ke Indonesia setelah lulus kuliah dan ada juga yang lanjut bekerja di sini. Namun sebenarnya di mana pun pilihannya tetap sama-sama ada kelebihan dan kekurangannya. Semua tetap harus disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing.Kandidat calon Presiden, Anies Baswedan membela pelajar yang studi di luar negeri untuk tidak perlu terburu-buru pulang ke Indonesia. Hal ini karena ia merasa bibit-bibit Indonesia yang sedang berjuang di negeri orang tetap dapat berkontribusi dan mmebawa nama Indonesia. "Tidak boleh lagi negara mengatakan bila anda selesai kuliah, anda tidak pulang, anda tidak nasionalis, jangan," ujar Anies dalam pernyataannya soal arah dan strategi politik luar negeri di CSIS Auditorium.Artikel Lainnya : Seleksi Pahlawan Kecil Diplomasi, Membangun Wawasan Internasional dan Koneksi Dunia bagi Generasi Muda TaiwanPernyataan Anies itu berbeda dengan Presiden Joko Widodo yang sebelumnya meminta agar mahasiswa penerima beasiswa LPDP untuk segera kembali pulang setelah menyelesaikan studi. "Saya titip, pulang, pulang, pulang," kata Jokowi.Jokowi juga meminta penerima beasiswa LPDP untuk berkarya dan tak mengendapkan ilmunya sendiri. Ia ingin mereka berkontribusi untuk masyarakat luas. "Meskipun gaji sendiri rendah sedikit, tetap pulang. Meski fasilitas enak di negara lain, tetap pulang," ujarnya.Artikel Lainnya : Imigran Baru Asal Korea Selatan Mencicipi Makanan Lokal PingTung