"Hari Kebudayaan Asia Tenggara 1095" akan diselenggarakan di Kota Taichung selama dua hari berturut-turut pada tanggal 17 dan 18 Desember. Acara yang menggabungkan acara diskusi, bazar, pengalaman budaya, dan makan malam syukuran ini diselenggarakan oleh "Asosiasi Budaya Pekerja Imigran 1095". Dalam rangka menjadikan interaksi antara keanekaragaman budaya tidak hanya sekedar sebuah sebutan, tetapi merupakan sebuah tindakan realistis.
"Asosiasi Budaya Pekerja Imigran 1095" sebelumnya dikenal sebagai "Studio Sastra dan Sejarah Asia Tenggara 1095". Lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal di Taichung ini didirikan pada tahun 2016 oleh Guan Anni, Jiang Yanjie, dan Hong Jiali. Asia Tenggara memiliki hubungan dekat dengan Taiwan. Namun di dalam negeri, mereka tidak menghadapi munculnya stereotip. Oleh karena itu, mereka berharap dapat mendirikan sanggar, mendorong orang-orang dari berbagai etnis untuk bekerja sama dalam kursus pendidikan, dan menyelenggarakan berbagai kegiatan partisipasi sosial untuk menciptakan lebih banyak pertukaran pengalaman dan budaya.
Sanggar Budaya dan Sejarah mengadakan kegiatan memasak. Sumber foto : Perhimpunan Budaya Buruh Imigran 1095
Chen Hantang, direktur eksekutif "Asosiasi Budaya Pekerja Imigran 1095", saat ini sedang mengejar gelar Ph.D. di Universitas Chung Hsing, jurusan politik internasional. Beliau sering berkomunikasi dengan para sarjana yang peduli terhadap imigran baru dan pekerja migran, dari perspektif antropologi dan politik, untuk menggali bagaimana kerangka kesan kita terhadap banyak populasi imigran terbentuk? "
"1095 mewakili kisah setiap pekerja asing di Taiwan selama tiga tahun. Kami berharap hubungan antara Taiwan dan Asia Tenggara tidak satu arah. Kami berharap dapat membangun jembatan agar orang-orang dari kedua belah pihak dapat saling berinteraksi."
menawarkan kursus belajar bahasa Mandarin. Sumber foto : Perhimpunan Budaya Buruh Imigran 1095
Rancangan visual kegiatan asosiasi tahun ini secara khusus didasarkan pada "Lóo-la̍t Lóo-la̍t", yang berarti syukur dalam bahasa Hokkian.
Selain mengundang Jiang Wanqi, seorang penulis tentang pekerja migran, untuk membagikan penelitian lapangannya tentang kehidupan santai para pekerja migran, sehingga setiap orang dapat mengetahui bentuk rekreasi pekerja imigran pada saat libur kerja. Mereka juga mengundang Hong Jiasui, yang saat ini sedang menjalankan studi di Tsinghua University, jurusan penelitian sosial, untuk menceritakan kondisi kehidupannya di Vietnam, di mana dia pergi ke Vietnam untuk menyelidiki pekerja migran yang kembali dari Taiwan. Ada teman-teman Indonesia yang mendemonstrasikan adat pernikahan Indonesia, dan orang-orang dipersilakan datang untuk bersenang-senang sambil belajar tentang kehidupan para imigran di Taiwan.