Kementerian BUMN tidak hanya mengandalkan investor demi membangkitkan kembali PT Merpati Nusantara Airlines yang sedang mati suri sejak 2014. PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA menyebut sinergi BUMN merupakan satu bukti untuk mencari solusi bagi Merpati. Direktur Utama PT PPA, Iman Rachman mengakui ada investor yang ingin masuk agar Merpati bisa menyelesaikan homologasi. Tetapi, BUMN juga kritis dalam meneliti persyaratan dari investor.
Dia pun menjelaskan saat ini diskusi dengan investor Merpati masih berjalan terus. Namun pihaknya memikirkan solusi-solusi lain dalam membuat Merpati kembali sehat. PT PPA selama ini kerap membantu BUMN yang sedang tidak sehat seperti Merpati yang sedang dibantu dalam hal restrukturisasi. BUMN lain yang pernah ditangani PT PPA, antara lain PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT IGLAS (Persero), PT Survai Udara Penas (Persero). Restrukturisasi PT PPA dilaksanakan atas perintah Menteri BUMN. Ada dua macam restrukturisasi yang dilakukan yakni secara finansial dan bisnis, termasuk menjadikan BUMN sebagai anak perusahaan seperti PT Nindya Karya (Persero) hingga melalui pembiayaan. PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PT PPA turut berperan dalam kebangkitan PT Merpati Nusantara Airlines agar bisa kembali sehat sebagai maskapai. Perseroan itu menjadi bagian dalam restrukturisasi dari segi keuangan.
Direktur Utama PT PPA Iman Rachman juga mendukung penuh sinergi yang dilakukan 10 BUMN untuk membangkitkan Merpati. Apabila PT PPA mendukung di kajian keuangan, para BUMN yang bersinergi itu mendukung dari segi bisnis. Menurut Iman, sinergi para BUMN itu menjadi kunci agar bisnis Merpati kembali berjalan sehingga keuangan maskapai dapat menyelesaikan homologasi atau perjanjian damai. Salah satu hasil sinergi BUMN itu adalah dukungan bisnis kargo Merpati di Indonesia timur yang dibantu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Adapun 10 BUMN yang terlibat dalam sinergi ini adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero), Perum Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), serta Himbara yang terdiri dari Bank BTN, Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI.
Selanjutnya, Iman menjelaskan dengan ini Merpati dapat mengikuti jadwal bertahap untuk menyelesaikan utangnya lewat hasil bisnis kargo. Namun, Iman enggan mengungkap detail jadwalnya.
"Nah ini (perjanjian) akan dipenuhi dengan uang tadi. Kan gak bisa janji itu dipenuhi tanpa uang. Uang itu bisa dengan bisnis tadi yang di-create, kargo, untuk mampu membayar. Kalau sudah terpenuhi kan Merpati bisa running juga," jelas Iman.
Iman pun percaya Merpati bisa kembali bangkit lewat sinergi BUMN, meski perlu waktu.
Dikutip: BeritaLiputanEnam