img
:::

Restoran Halal di Kaohsiung Dapat Penghargaan MR dan Pujian dari Penduduk Baru Asal Indonesia

Setelah restoran tersebut dibuka, sempat ada wartawan media Malaysia yang datang berkunjung. Banyak penduduk lokal yang memuji makanan yang disajikan restoran ini. Sumber: 4 Way Voice (四方報)
Setelah restoran tersebut dibuka, sempat ada wartawan media Malaysia yang datang berkunjung. Banyak penduduk lokal yang memuji makanan yang disajikan restoran ini. Sumber: 4 Way Voice (四方報)

Berita Global untuk Penduduk Baru】Menurut sebuah artikel berita yang telah dipublikasikan di 4 Way Voice, jumlah warga dan anak-anak penduduk baru yang berada di Taiwan telah melebihi angka jutaan. Salah satu dari penduduk baru tersebut adalah pemilik dari Restoran Halal Chen Lili (Chen Lili Halal Restaurant, 陳莉莉印尼美食) yang mendapat penghargaan sebagai Muslim Restaurant (MR) yang terbukti benar halal. Sang pemilik dulunya datang ke Taiwan sebagai pekerja migran. Hasil yang diraupnya hari ini pun merupakan buah dari semangat dan kerja keras yang luar biasa.

MR atau Muslim Restaurant adalah tanda yang diberikan kepada restoran-restoran yang menyajikan makanan halal dan merupakan usaha milik umat Muslim. Namun, bagi sebuah restoran untuk mendapatkan gelar MR ini sesungguhnya tidak semudah itu. Setiap makanan dalam menu restoran tersebut harus terbukti halal dan sesuai dengan ajaran Islam. Sang pemilik restoran juga harus merupakan umat Islam. Artinya, restoran MR tidak menyajikan makanan dengan daging babi, darah, maupun minuman beralkohol. Tidak hanya itu -- semua hal tentang bahan makanan restoran tersebut, mulai dari proses pembuatan dan pengolahan di pabrik, pemaketan, dan sebagainya, harus sesuai dengan ajaran Islam. Misalnya, makanan bersifat daging harus datang dari binatang yang didoakan sebelum disembelih. Restoran hanya bisa “terbukti halal” bila telah memenuhi semua persyaratan di atas.

Baca juga: Warisan Budaya Batik Indonesia yang Menggambarkan Pakaian Impian Guan Meilian dan Putrinya, Liu Yuzhen

Salah satu pemilik Restoran Halal Chen Lili adalah Chen Lili (陳莉莉), yang bekerja sebagai perawat rumah tangga pada tahun 2001. Pada saat itu, Ibu Chen Lili bertugas merawat sepasang suami istri yang harus terpaksa menggunakan kursi roda secara permanen. Ibu Chen Lili bertanggung jawab atas perawatan kedua majikannya dan rumah mereka, mulai dari mengganti popok, mendorong kursi roda, memasak, dan bahkan tugas-tugas rumah tangga yang lainnya. Sang kakek adalah penderita demensia yang juga memiliki gangguan pendengaran. Pada jam 2 pagi, ia terus ribut meminta makanan. Hal yang paling merepotkan bagi Chen Lili adalah fakta bahwa kakek yang dirawatnya tersebut sangat menyukai daging babi. Chen Lili yang merupakan umat Muslim sesungguhnya dilarang menyentuh daging babi secara langsung. Akhirnya, Chen Lili harus menggunakan sarung tangan. Memasak di rumah tangga itu memang sesuatu yang sangat menyusahkan. Ada pula kenyataan bahwa jumlah restoran halal di Taiwan sangat sedikit. Umat Muslim pun terpaksa mencari makanan pengganti. Tetapi, makanan vegetarian di Taiwan terasa hambar di lidah mereka. Makanan vegetarian juga tidak mengandung daging.

Chen Lili menikah pada tahun 2006. Dalam kurun waktu itu, jumlah pekerja migran yang mengeluhkan kesulitan mencari makanan kepadanya semakin banyak. Chen Lili pun akhirnya terinspirasi untuk membuat paket makanan yang bisa dikirimkannya ke pekerja migran asal Indonesia yang bertugas di rumah sakit atau institusi perawatan. Awalnya, ia hanya membuat 20 porsi setiap hari, masing-masing seharga 100 NTD. Tetapi, karena terus mendapat pujian dari sesama pekerja migran, para majikan mereka yang penasaran pun akhirnya ikut membeli makanan buatannya. Dari antara semua pekerjaan yang dilakukannya setelah menikah, mulai dari perawat di rumah sakit, penerjemah agensi, dan pegawai pabrik -- bidang kuliner inilah yang paling disukai Chen Lili.

Chen Lili mulai berpartisipasi dalam berbagai lomba kuliner. Pada tahun 2013, ia mendapatkan penghargaan sebagai juara kedua di sebuah lomba kuliner makanan asing. Pada tahun 2015, Chen Lili memenangkan juara pertama dalam kompetisi kuliner yang diadakan Pemerintah Kota Kaohsiung dengan nasi kuning buatannya. Pada tahun yang sama, ia juga berpartisipasi dalam kompetisi kuliner bagi penduduk baru dan memenangkan juara utama di kategori memasak serta juara kedua di kategori pembuatan makanan dingin atau salad.

Restoran yang dibangun di Wufu Road (五福路) pada tahun 2017 ini terutamanya diperuntukkan bagi penduduk lokal, sedangkan yang dibuka di Jianguo 3rd Road (建國三路) diperuntukkan bagi penduduk baru dan pekerja migran. Sumber: 4 Way Voice (四方報)

 

Restoran yang dibangun di Wufu Road (五福路) pada tahun 2017 ini terutamanya diperuntukkan bagi penduduk lokal, sedangkan yang dibuka di Jianguo 3rd Road (建國三路) diperuntukkan bagi penduduk baru dan pekerja migran. Sumber: 4 Way Voice (四方報)

Baca juga: Pendidikan Lanjut di Taiwan Terus Undang Ketertarikan Murid Asia Tenggara, Jumlah Murid Internasional Asal Indonesia Terus Bertambah Setiap Tahun

Pada tahun 2016, Chen Lili akhirnya membuka sebuah restoran kecil. Meskipun disukai banyak orang, namun banyak pula penduduk lokal yang mengungkapkan bahwa dirinya ingin dapat makan di tempat yang lebih bersih dan rapi. Pada tahun 2017, Chen Lili dan teman sebangsanya, Lu Pinyi (呂品怡), yang telah tinggal di Taiwan selama hampir 20 tahun, serta majikan Lu Pinyi, Chen Qingqing (陳菁菁) bersama membuka restoran yang lebih indah dan rapih di Wufu Road (五福路). Mereka juga mengajukan aplikasi kepada Asosiasi Umat Muslim Republik Rakyat Tiongkok (中國回教協會) untuk mendapatkan sertifikasi yang resmi bagi restoran tersebut. Restoran yang dibangun di Wufu Road (五福路) pada tahun 2017 ini terutamanya diperuntukkan bagi penduduk lokal, sedangkan yang dibuka di Jianguo 3rd Road (建國三路) diperuntukkan bagi penduduk baru dan pekerja migran.

Setelah restoran tersebut dibuka, sempat ada wartawan media Malaysia yang datang berkunjung. Banyak penduduk lokal yang memuji makanan yang disajikan restoran ini. Bahkan, ada pula yang sempat menyebarluaskan kabar tentang restoran tersebut di sosial media. Meskipun sekarang Chen Lili telah melepaskan manajemen restorannya, tetapi nama restoran tersebut tetaplah “Chen Lili”, sebuah tempat yang diharapkan dapat menyajikan makanan pembawa kebahagiaan serta kenikmatan bagi masyarakat luas dan kawan-kawan umat Muslim.

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading