Dalam Perencanaan Ekspor Produk Pertanian ke Indonesia, Biro Pertanian Taichung Mengundang Pedagang Sayur dan Buah Indonesia Untuk Berkunjung

Berita Populer

• 

  • 台灣國旗
  • 越南國旗
  • 泰國國旗
  • 印尼國旗
  • 菲律賓國旗

  Dari Ladang Bunga ke Meja Makan: Nikmati Rasa dan Keindahan Krisantemum

  November adalah musim panen bunga krisantemum di Taiwan, bunga krisantemum Taiwan sangat digemari karena rasanya yang unik dan penggunaannya yang beragam. krisantemum hanya dipanen sekali dalam setahun dan terutama dibagi berdasarkan warna bunga menjadi "Salju Putih" dan "Krisantemum Emas"."Salju Putih" sebagian besar ditanam di Tongluo, Miaoli, yang menyumbang sekitar 70% dari produksi nasional, menciptakan pemandangan ladang bunga yang spektakuler. Sementara itu, "Krisantemum Emas" terkonsentrasi di daerah Zhiben, Beinan, dan Taimali di Taitung, menarik banyak wisatawan dengan bunga emasnya yang cerah. Badan Pangan dan Pertanian juga berbagi resep teh susu krisan dan nasi teh krisan, mengundang pengunjung untuk menikmati bunga sekaligus mencicipi rasa uniknya.Nikmati Keindahan Krisantemum Ganda (Gambar/sumber:: Fresh Enjoy Agriculture - Agriculture and Food Agency FB)Krisantemum yang Serbaguna: Cocok untuk Minuman dan Masakan Ketika diseduh, teh krisantemum berwarna kuning pucat dengan rasa yang elegan. Selain menjadi teh, krisantemum juga bisa dicampur dengan teh hijau, teh oolong, bahkan teh hitam dan susu untuk membuat teh susu krisantemum yang khas. Selain itu, krisantemum juga bisa diolah menjadi hidangan kuliner, menciptakan berbagai hidangan lezat.Teh Susu KrisantemumTuang 300cc air ke dalam panci, rebus, tambahkan 10 bunga krisantemum dan rebus selama 2 menit.Tambahkan 1 kantong (3g) teh hitam, lanjutkan merebus selama 2 menit.Tambahkan 200cc susu, rebus sekitar 1 menit lagi, lalu angkat bunga krisantemum dan kantong teh.Nasi Teh KrisantemumRendam 10 bunga krisan dalam air panas selama 10 menit, tambahkan garam untuk memberi rasa.Tuangkan teh krisan yang telah diseduh ke atas nasi hingga 80% penuh.Taburkan bubuk bumbu rumput laut secukupnya.Setiap musim bunga krisan tidak hanya menarik banyak wisatawan ke ladang bunga tetapi juga menawarkan kesempatan untuk merasakan budaya lokal dan menjelajahi masakan kreatif. Baik menikmati ladang bunga secara santai maupun mencoba minuman dan hidangan khusus, Anda dapat merasakan daya tarik khas bunga krisantemun.

  2024-11-29 09:05
• 

  • 台灣國旗
  • 越南國旗
  • 泰國國旗
  • 印尼國旗
  • 菲律賓國旗

  Tumit Kering dan Pecah-Pecah di Musim Dingin? Ahli Mengajarkan Cara Merawat Kaki Agar Halus Seperti Baru!

  Musim dingin tiba, banyak orang akan menemukan tumit mereka menjadi kering dan kasar. Hal ini tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga berpotensi menyembunyikan masalah kesehatan yang mendasar! Untuk membantu Anda memiliki kaki yang sehat, kami secara khusus bertanya kepada Kepala Klinik Keiskin Ginza tentang metode perawatan tumit yang benar. Mari kita bersama-sama memahami penyebab tumit kasar dan cara merawatnya secara efektif! Empat Penyebab Tumit Menjadi Kasar ★Kekeringan menyebabkan kurangnya minyak dan kelembapan Suhu rendah dan udara kering di musim dingin dapat dengan mudah menyebabkan tumit Anda kehilangan kelembapan. Kurangnya kelenjar sebaceous di tumit, telapak tangan, dan sekitar mata membuat area tersebut lebih rentan mengalami kekeringan. Ketika pelindung kulit terganggu, air akan menguap, menyebabkan tumit menjadi kasar atau bahkan pecah-pecah. ★Dingin mempengaruhi metabolisme Lingkungan yang dingin akan mengganggu sirkulasi darah dan metabolisme kulit sehingga menyebabkan keratin kering menumpuk dan membentuk kulit yang tebal dan keras. Pola makan yang tidak sehat, stres, dan kurang tidur juga dapat memperburuk masalah. ★Potensi infeksi tinea pedis Jika tumit Anda tidak kunjung membaik setelah dilembabkan, itu mungkin merupakan tanda tinea pedis (athlete's foot). Infeksi ini umum terjadi pada sepatu kedap udara dan tempat umum, dan terkadang tidak disertai rasa gatal sehingga mudah luput dari perhatian. Perawatan medis dini dapat mencegah kondisi bertambah buruk. ★Sepatu hak menanggung terlalu banyak tekanan Telapak kaki menanggung 30% berat badan, sedangkan tumit menanggung 70% berat. Orang yang kelebihan berat badan atau sering melakukan olahraga intensitas tinggi akan mempunyai beban lebih besar pada tumitnya, yang dapat dengan mudah menyebabkan penebalan, pengerasan, atau bahkan pecahnya kulit.Orang yang Kelebihan Berat Badan atau Sering Melakukan Olahraga Intensitas Tinggi Cenderung Mengalami Penebalan Kulit pada Tumit (Foto: Diambil dari Women's Health)Bagaimana Membuat Tumit Halus dan Lembut? ★ Lakukan eksfoliasi secara teratur Frekuensi eksfoliasi yang ideal adalah tiga hari sekali. Jika kulit Anda tidak terlalu kasar, seminggu sekali juga tidak masalah. Berhati-hatilah untuk tidak menggosok secara berlebihan agar tidak mengiritasi kulit dan menyebabkan kekasaran yang lebih besar. ★ Melembabkan sepenuhnya Pastikan untuk melembabkan setelah eksfoliasi! Pilih krim tangan, krim, atau body lotion yang mengandung asam hialuronat atau ceramide, yang efektif mengunci kelembapan. Bagi orang dengan kutikula tebal, Vaseline juga merupakan pilihan yang baik. ★Menjaga kehangatan adalah kuncinya Selain melakukan eksfoliasi dan melembapkan, menjaga kehangatan juga sama pentingnya. Mengenakan kaus kaki adalah cara paling sederhana untuk tetap hangat, terutama bagi orang yang tangan dan kakinya rentan kedinginan. Mengenakan kaus kaki saat tidur bisa membuat Anda tetap hangat.Bagaimana Membuat Tumit Anda Halus dan Lembut? (Foto: Diambil dari Women's Health)Tumit yang indah membutuhkan perawatan Anda! Dengan mengupas kulit mati secara teratur, menjaga kelembapan, dan tetap hangat, tumit Anda dapat tetap halus dan lembut sepanjang musim dingin, menyingkirkan kekeringan. Mari kita bersama-sama menjaga agar kaki kita tetap indah dan sehat sepanjang musim! Sumber: Women's Health

  2024-11-26 09:05
• 

  • 台灣國旗
  • 越南國旗
  • 泰國國旗
  • 印尼國旗
  • 菲律賓國旗

  Kesehatan Mental Perempuan Penduduk Imigran Baru

  Kesehatan mental perempuan imigran baru merupakan isu penting saat mereka menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, rutinitas sehari-hari, hambatan bahasa, dan kerinduan akan kampung halaman yang tak bisa diungkapkan di Taiwan. Mengelola kehidupan sehari-hari saja sudah sulit, apalagi fokus pada pengembangan diri dan karier. Proses integrasi bisa menjadi hal yang menakutkan tanpa dukungan keluarga, teman, atau layanan sosial terkait, yang meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Menurut laporan WHO (2023) "Mental Health of refugees and migrants: risk and protective factors and access to care", kurangnya layanan kesehatan mental adalah masalah global, terutama serius di kalangan migran dan pengungsi yang 40% lebih kecil kemungkinannya dibandingkan penduduk setempat untuk mengakses layanan ini.Selama 20 tahun terakhir, penelitian telah mengeksplorasi masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh perempuan imigran baru. Studi menunjukkan bahwa tekanan emosional seringkali timbul karena kesulitan beradaptasi dan hambatan komunikasi (Lin & Hsiao, 2009). Penelitian Lien et al. (2021) menemukan bahwa depresi pada perempuan imigran di Taiwan semakin parah seiring bertambahnya durasi pernikahan. Selain itu, perempuan ini sering kesulitan menavigasi sistem layanan kesehatan yang rumit dan mungkin tidak tahu ke mana harus mencari bantuan (Deng, 2023). Beberapa melaporkan sikap diskriminatif dari tenaga medis, seperti waktu konsultasi yang singkat dan sikap tidak sabar (Deng, 2023; Zhang, 2021).Meskipun ada program-program bantuan untuk mendukung perempuan imigran baru, efektivitas layanan kesehatan mental ini masih terbatas. Tinjauan literatur sistematis oleh Luo et al. (2022) menunjukkan bahwa sebagian besar intervensi yang ada dilakukan dalam bentuk kelompok dan menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Ini membuat perempuan imigran baru, yang sudah menghadapi berbagai kerentanan dan kurangnya dukungan sosial, menjadi kelompok yang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental.Menangani kesehatan mental perempuan imigran baru memerlukan pertimbangan tentang gender, etnis, sosial, budaya, dan isu adaptasi. Konsep intersectionality (Crenshaw, 1991) menjelaskan bagaimana faktor struktural, politik, dan budaya yang tumpang tindih menciptakan pengalaman marjinalisasi yang unik. Bagi perempuan imigran, intersectionality ini sering mencakup gender, ras, budaya, status migrasi, dan faktor sosial ekonomi. Memahami berbagai lapisan ini penting untuk mengembangkan strategi dukungan yang efektif yang memberdayakan, bukan memarjinalkan mereka.Penulis mewawancarai Chen Jia-fen, pengawas di Pusat Layanan Keluarga Penduduk Imigran Baru Kabupaten Hsinchu, yang berbagi pandangan praktis tentang kesehatan mental penduduk imigran baru. Chen menekankan bahwa kesehatan mental penduduk imigran baru seharusnya tidak hanya berfokus pada layanan "eksternal" yang diberikan, tetapi juga mempertimbangkan bagaimana memberdayakan mereka untuk mengembangkan kemampuan internal. Strategi kesehatan mental yang efektif harus dibangun dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika penduduk imigran baru menghadapi masalah, tanggapan tidak seharusnya hanya jawaban langsung (Q1 -> A1) tetapi harus melalui konteks profesional, pengalaman hidup yang terakumulasi, dan intervensi layanan multifaset. Pendekatan ini membantu mereka tidak hanya menyelesaikan masalah tetapi juga memahami kondisi mental dan lingkungan hidup mereka, memicu pengembangan diri dan kemampuan pemecahan masalah. Dalam layanan kesehatan mental, penduduk imigran baru dapat diberdayakan menjadi pengasuh kesehatan mental, seperti melatih penerjemah dengan pengetahuan kesehatan mental untuk memberikan dukungan psikologis dalam bahasa ibu mereka di bawah pengawasan profesional.Kesimpulannya, penyedia layanan harus mengenali identitas jamak yang dimiliki perempuan penduduk imigran baru dan mengakui kebutuhan layanan yang unik. Perempuan penduduk imigran baru seharusnya tidak dilihat sebagai penerima layanan pasif, melainkan harus diberdayakan untuk mengembangkan kemandirian dan kemampuan saling membantu. Hanya dengan cara ini, diskriminasi dapat diatasi dan strategi jangka panjang untuk kesehatan mental perempuan penduduk imigran baru dapat dibangun.Penulis:Profesor Madya Jing-Fen Chang, Departemen Pekerjaan Sosial, Universitas Nasional TaipeiKandidat Doktor Ya-Ching Chang, Institut Kesehatan dan Kesejahteraan, Universitas Nasional Yang Ming Chiao Tung

  2024-11-18 09:00