Ekosistem Laut Kritis, PBB Desak Aksi Iklim Lewat UNOC 2025
Lautan dunia berada di ambang krisis. Tekanan terhadap ekosistem laut kini tak bisa lagi diabaikan, mulai dari suhu permukaan yang terus memecahkan rekor hingga kerusakanterumbu karangdi berbagai belahan bumi.Dalam situasi darurat ini, Konferensi Kelautan PBB (UNOC) 2025 di Nice, Prancis, diharapkan menjadi momentum perubahan nyata. Wakil Sekretaris Jenderal PBB bidang Ekonomi dan Sosial Li Junhua menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi laut saat ini belum pernah terjadi sebelumnya.Konferensi yang berlangsung dari 9 hingga 13 Juni ini mengumpulkan pemimpin dunia, ilmuwan, aktivis, hingga petinggi bisnis untuk membahas solusi terhadapkrisis lautglobal. Fokus utamanya adalah mempercepat tindakan dan menciptakan gelombang komitmen sukarela melaluiNice Ocean Action Plan, deklarasi yang akan menjadi puncak konferensi.Lautan dunia sedang berada di ambang krisis.Sementara itu, pemutihan terumbu karang meluas ke Karibia, Samudera Hindia, hingga sebagian wilayah Pasifik. Terumbu karang, yang menjadi rumah bagi seperempat spesies laut dan menyumbang miliaran dolar bagi sektor pariwisata dan perikanan, kian terancam. Dampaknya berlapis, seperti merosotnya keanekaragaman hayati, melemahnya ketahanan pangan, serta berkurangnya daya tahan masyarakat pesisir menghadapi perubahan iklim.Dengan skala krisis yang ada, UNOC 2025 bukan sekadar konferensi, tapi ujian global atas komitmen terhadap masa depan laut dan planet ini.