Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang selaku anak perusahaan PT Pertamina (Persero) mendapatkan mandat untuk meneruskan kegiatan operasi di Wilayah Kerja Jambi Merang (Provinsi Jambi dan SSelatan) melalui kontrak extention (perpanjangan) selama 20 tahun, terhitung sejak 10 Februari 2019 hingga 20 tahun mendatang.
Perpanjangan kontrak berupa Kontrak Bagi Hasil Gross Split bersama SKK Migas ini mewajibkan PHE Jambi Merang untuk melakukan pekerjaan eksplorasi berupa Studi G&G, Survei Seismik, dan Pengeboran Eksplorasi baik didalam WK Jambi Merang maupun di wilayah terbuka untuk mendorong investasi eksplorasi Indonesia dalam menemukan sumber daya baru terutama Giant Discovery. Kewajiban pekerjaan eksplorasi ini tertuang di dalam kontrak berupa Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang akan dilakukan dalam 5 tahun pertama kontrak perpanjangan.
“Pemerintah terus berupaya mempercepat penemuan cadangan migas dan meningkatkan produksi. Kita mendorong peningkatan eksplorasi, baik di dalam wilayah kerja maupun di wilayah terbuka yang bertujuan untuk menemukan potensi cadangan-cadangan baru di area frontier yang selama ini belum tersentuh,” ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam sambutannya pada upacara pembukaan survei seismik 2D KKP Jambi Merang di Tanjung Priok, Selasa
Investasi dari KKP di wilayah kerja Jambi Merang pada tahun 2019 berjumlah US$38,1 juta. Secara kumulatif, tambahan investasi dari KKP hingga tahun 2026 adalah sebesar US$2,08 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP sudah dialokasikan sebesar US$1,13 miliar untuk meningkatkan penemuan cadangan.
"Pelaksanaan survei seismik KKP ini adalah pelaksanaan perdana oleh PHE sekaligus merupakan kegiatan KKP pertama yang dilaksanakan di wilayah terbuka Indonesia. Harapannya, Jambi Merang dapat terus mendukung peningkatan produksi dan cadangan migas nasional,” kata Direktur Hulu PT. Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu.
KKP PHE Jambi Merang pada tahun pertama dalam kegiatan eksplorasinya akan melakukan survei seismik baik di dalam wilayah kerja, maupun di wilayah terbuka. KKP Jambi Merang di wilayah terbuka akan melaksanakan survei seismik 2D pada lintasan sepanjang kurang lebih 30.000 km di laut yang dikerjakan oleh salah satu anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) yaitu PT. Elnusa Tbk (Elnusa). Survei seismik dalam proyek ini menggunakan teknologi laut seismik broadband-CLA 2D dengan Q-Marine Single Sensor dan Q-Marine Calibrated Marine Source untuk memaksimalkan kualitas dan resolusi produk.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, “Survei seismik 2D ini merupakan aktivitas eksplorasi terbesar selama satu dekade terakhir, karena melewati perairan Bangka hingga Seram. Selain itu, seismik 2D ini menggunakan teknologi 2D seismic marine broadband dan dikerjakan oleh single operator, Elnusa.” Lintasan sesimik 2D tersebut akan melewati beberapa cekungan dari perairan Bangka ke perairan Seram yang diindikasikan memiliki 10 potensi sumber daya migas yang besar (giant discovery) di antaranya North East Java-Makassar Strait dan Buton Offshore.
“Kita semua optimis pemenuhan KKP di WK Jambi Merang ini akan berdampak positif dalam mendukung ketahanan energi nasional," tutup Dwi.
Implementasi semua kegiatan di KKP diharapkan dapat menghasilkan kegiatan survei seismik besar-besaran untuk 5-10 tahun ke depan kemudian diikuti oleh penemuan minyak & gas seperti yang terjadi pada era 1970-1980. 10 Potensi sumber daya migas terbesar selain North East Java-Makassar Strait dan Buton Offshore, antara lain North Sumatra Offshore, Central Sumatra Onshore, South Sumatra Onshore, Tarakan OffshoreKutai Offshore, Northern Papua Offshore, Bird’s Body Onshore dan Warim Onshore.
Dikutip: BeritaLiputanEnam