Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Rabu pukul 12.00 WIB, ada 693 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan total ada 19.189 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. Hal ini disampaikan Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta pada Rabu sore. "Konfirmasi kasus Covid-19 yang kami dapatkan pada hari ini meningkat 693 orang yang terinfeksi dari pencatatan laboratorium hari ini," ujar Yurianto. "Sehingga, totalnya menjadi 19.189 orang," kata dia.
Secara rinci, pemerintah memaparkan bahwa dari 19.189 kasus Covid-19, ada 18.912 orang yang diperiksa dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR). Ada juga 277 orang yang diperiksa dengan metode tes cepat molekuler (TCM).
1. Jawa Barat penambahan terbanyak
Berdasarkan data yang dipaparkan Yuri, kasus baru pasien positif Covid-19 tersebar di 26 provinsi. Adapun, penambahan kasus baru terbanyak terjadi di Jawa Barat dengan 176 kasus. Setelahnya disusul oleh Jawa Timur dengan 119 kasus baru, lalu DKI Jakarta dengan 81 kasus baru. Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 391 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi.
2. Penambahan tertinggi
penambahan tertinggi dalam perjalanan Covid-19 di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. Sebelumnya, penambahan kasus tertinggi terjadi tepat sepekan lalu, yakni pada Rabu 13 Mei 2020. Saat itu, tercatat penambahan 689 pasien positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, penambahan kasus dalam jumlah tinggi juga tercatat pada Sabtu 9 Mei 2020, yakni sebanyak 533 kasus dalam 24 jam. Kemudian, pada 5 Mei 2020, juga terjadi penambahan kasus dalam jumlah tinggi, yakni 484 kasus. Penambahan jumlah tinggi lainnya juga tercatat pada 1 Mei 2020 dengan 433 kasus baru. Adapun penambahan jumlah kasus dalam angka tinggi pertama kali tercatat pada 24 April 2020 lalu, yakni sebanyak 436 kasus.
3. Penambahan kasus meninggal
Penambahan juga terjadi pada kasus positif Covid-19 yang meninggal dunia. Hingga Rabu pukul 12.00 WIB, total ada 1.242 pasien yang meninggal setelah tertular virus corona. Data ini diperoleh setelah pemerintah memastikan ada penambahan 21 pasien tutup usia. "Jumlah pasien yang meninggal dunia bertambah 21, sehingga total pasien meninggal dunia sebanyak 1.242 orang," ujar Yuri. Penambahan pasien positif Covid-19 meninggal dunia terjadi di 10 provinsi. Jawa Timur mencatatkan kasus penambahan kematian tertinggi dengan 6 kasus. Berikutnya, Kalimantan Selatan dengan 5 kasus. Kemudian DKI Jakarta dan Sumatera Utara masing-masing 2 kasus. Lalu, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku masing-masing 1 kasus.
4. 108 pasien sembuh
Jumlah pasien di Indonesia yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 juga terus meningkat. Yurianto mengumumkan ada penambahan sebanyak 108 pasien sembuh dalam 24 jam terakhir. Dengan demikian, hingga Rabu (20/5/2020) pukul 12.00 WIB, tercatat ada 4.575 kasus pasien yang berhasil sembuh. "Kasus sembuh meningkat 108 orang sehingga total menajdi 4.575 orang," kata Yuri.
5. ODP dan PDP terus meningkat
Pemerintah memantau 44.703 orang dalam pengawasan (ODP) terkait Covid-19 hingga Rabu pukul 12.00 WIB. Sementara itu, sebanyak 11.705 orang masih berstatus sebagai pasien dalam pemantauan (PDP). “Rantai penularan di luar masih berlangsung, oleh karena itu kalau kita perhatikan pada kasus ODP yang sekarang kita pantau masih ada 44.703 orang, kasus PDP yang kita pantau 11.705 orang,” kata Yurianto.
6. Warga masih abai
Menurut dia, jumlah tersebut menunjukkan bahwa upaya melindungi diri dari penyebaran virus corona belum berjalan dengan baik. Yuri menilai, masih banyak warga yang mengabaikan pelaksanaan protokol kesehatan demi mencegah penularan Covid-19. "Masih kita lihat banyak yang mengabaikan protokol kesehatan, tidak menggunakan masker, tidak menjaga jarak, tidak menghindari kerumunan," ucap dia. Maka dari itu, Yuri kembali mengingatkan masyarakat agar menjalankan protokol kesehatan, di antaranya, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir setidaknya 20 detik, tidak keluar rumah. Kemudian, memakai masker dengan benar apabila terpaksa keluar rumah serta hindari kerumunan.
7. Persiapan relaksasi PSBB
Yurianto membenarkan bahwa saat ini berbagai kajian dan penelitian dilakukan untuk persiapan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Memang benar jika saat ini pemerintah sedang melakukan berbagai macam kajian, berbagai macam skenario yang kemudian akan kita lakukan jika sudah memungkinkan untuk dilakukan relaksasi untuk mengendorkan pembatasan dalam hal PSBB," ujar Yuri. Dia melanjutkan, kajian dilakukan secara menyeluruh hingga melihat kondisi di berbagai daerah. Sebab, lanjut Yuri, problem di setiap provinsi, kabupaten dan kota tidak sama. Karenanya, Yuri mengimbau masyarakat tidak keliru memahami kondisi saat ini. "Mohon untuk tak dimaknai bahwa sekarang sudah dilakukan (relaksasi). Sebab kalau kemudian kalau relaksasi tak terukur maka yang terjadi adalah penularan baru akibat adanya perasaan bahwa sudah tak perlu pakai masker atau jaga jarak," kata dia. Jika relaksasi dilakukan tanpa terukur, kata Yuri, penularan dikhawatirkan akan semakin tinggi. "Kasus positif yang kita dapatkan semakin banyak dan ini akan semakin menyulitkan kita," tuturnya. "Sehingga, pemerintah sampai saat ini belum melakukan relaksasi PSBB. Masih tetap berpegang teguh pada protokol kesehatan dan pelaksanaan PSBB," ucap Yuri.
Sumber:kompas