img
:::

Penduduk Baru Malaysia Datang ke Taiwan dan Mempromosikan "Kue Tradisional" Serta Berbagi Kisah Berbisnis

Penduduk baru Malaysia datang ke Taiwan dan mempromosikan "kue tradisional". Sumber: Diambil dari Shi Yan-wei
Penduduk baru Malaysia datang ke Taiwan dan mempromosikan "kue tradisional". Sumber: Diambil dari Shi Yan-wei
Berita Global untuk Penduduk Baru】Penerjemah/ Jessica Prasetio

Berita Global untuk Penduduk Baru】Edisi Platform Podcast "Penduduk Baru Menonton Taiwan"(新住民看台灣) yang bekerja sama dengan "National Education Radio" (國立教育廣播電臺) dan "Berita Global untuk Penduduk Baru" (新住民全球新聞網), mengundang seorang penduduk baru dari Malaysia "Chef Pastry Tradisional- Shi Yan-wei"(傳統糕點師傅-石雁維) untuk tampil di acara tersebut, dan berbagi karya tentang "The Ghost Bride" (彼岸之嫁) yang diadaptasi dari novel "Pengantin Hantu" (鬼新娘). Latar belakang cerita mereproduksi budaya Tionghoa abad ke-19 dan menampilkan adat istiadat orang Tionghoa zaman itu. Melalui video ini, kita dapat semakin memahami budaya Tionghoa di Malaysia, untuk konten yang lebih seru kami mengundang semua orang untuk mendengarkannya secara langsung.

Baca juga:Kota Taipei menyediakan 10 stasiun vaksinasi, silahkan mendaftar di tempat

Latar belakang cerita "The Ghost Bride" mereproduksi budaya khas Tiongkok abad ke-19. Sumber: Diambil dari NetflixLatar belakang cerita "The Ghost Bride" mereproduksi budaya khas Tiongkok abad ke-19. Sumber: Diambil dari Netflix

Shi Yan-wei berbagi cerita tentang "The Ghost Bride" yang diproduksi bersama oleh Taiwan dan Malaysia. Latar belakang drama tersebut berlatar Malaka pada tahun 1890-an. Semua orang dalam drama tersebut mengenakan gaun dan rok panjang model kuno, tetapi pengaruh dari budaya barat juga terlihat, tidak hanya mempertahankan ciri khas tradisional Tionghoa, tetapi juga menampilkan gaya Nanyang yang kental.

Untuk menyelamatkan ayahnya yang sekarat, Li Lan (麗蘭), seorang gadis muda terpaksa menyetujui "pernikahan anumerta" (冥婚) dengan Lin Tian-qing (林天青), tuan muda dari keluarga Lin yang baru saja meninggal. Dia yang sangat ingin melarikan diri dari takdirnya malah terlibat dalam insiden misterius, dan hidupnya mengalami perubahan yang sangat drastis. Alasan mengapa dia berani menikah ke dunia bawah dalam drama itu adalah untuk menyelamatkan ayahnya yang sedang berada di tempat tidur. Untungnya, dia ditemani oleh penjaga surgawi dalam perjalanannya ke dunia bawah. Dalam perjalanannya mereka selalu berdebat dan bertengkar, tetapi secara bertahap mereka mengembangkan rasa persahabatan, kisah cinta yang menjalin tiga alam yaitu manusia, hantu dan dewa membuat cerita ini semakin menarik.

Baca juga:Penduduk Baru Malaysia, Yan Yongzhen Mempromosikan Budaya Kampung Halaman

Shi Yan-wei menggabungkan kelinci dengan LOGO toko. Sumber: Diambil dari Shi Yan-weiShi Yan-wei menggabungkan kelinci dengan LOGO toko. Sumber: Diambil dari Shi Yan-wei

Shi Yan-wei memperkenalkan sejarah kewirausahaan dan filosofi kewirausahaannya. Saat ini, dia telah membuka olshop selama lebih dari setahun yang menjual kue khas Malaysia, kue Tahun Baru, kue Nyonya, dll. Karena dia sangat suka makan wortel ketika dia masih kuliah, sehingga kepikiran untuk menggabungkan kelinci dengan logo toko dan meluncurkan serangkaian kue-kue Malaysia, termasuk: kue sembilan lapis, kue beras ketan atau kue asin kapit . Shi Yan-wei juga mengatakan dengan terus terang bahwa dia sedang mempersiapkan untuk mendirikan toko fisik, selain perencanaan pendanaan, dia juga sedang melakukan riset pasar.

Penduduk baru Malaysia datang ke Taiwan dan mempromosikan "kue tradisional". Sumber: Diambil dari Shi Yan-weiPenduduk baru Malaysia datang ke Taiwan dan mempromosikan "kue tradisional". Sumber: Diambil dari Shi Yan-wei

Shi Yan-wei juga menceritakan perjalanan sulit untuk memulai bisnis. Dalam proses tersebut, selain mempertimbangkan selera dan preferensi pelanggan, barang-barang seperti pengiriman ke rumah juga harus dijaga. Dalam acara tersebut dia mengungkapkan bahwa dia ingat pada suatu hari besar ketika industri pengiriman barang ke rumah tidak menginformasikan adanya "pesanan eksplosif" sehingga kue dikirim seperti biasa tetapi malah membuat kue menjadi kedaluwarsa, sehingga pelanggan mengembalikan produk dan tidak dapat mengantarkan makanan lezat ke rumah pelanggan dengan tepat waktu.

Selain itu, Shi Yan-wei juga menggunakan bahan-bahan Taiwan untuk membuat kue-kue asli Malaysia, dan menegaskan bahwa produk-produk tersebut tidak menggunakan pewarna makanan. Filosofi kewirausahaannya adalah membuat setiap pelanggan yang menyukai kue-kue untuk makan enak dan sehat. Sekarang mari kita dengarkan cerita tentang "Seorang Gadis Malaysia Berbagi Cita Rasa Kota Asal kepada Kami" (一位大馬女孩為我們分享家鄉的好味道).

Berita Populer

回到頁首icon
Loading