Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah (CITES) telah melarang perdagangan cula badak secara global, namun transaksi pasar gelap masih tidak dapat terelakkan. Karena mitos cula badak di beberapa negara Asia, kegiatan perburuan tetap ada dan berusaha untuk dilumpuhkan. Sekelompok penjaga hutan di Taman Nasional Kaziranga, India sedang mencoba untuk melindungi badak bercula satu yang rentan, dengan harapan dapat mempertahankan kelangsungan hidup hewan ini.
Untuk memerangi perburuan ilegal, pihak berwenang India akan menghancurkan rumah-rumah ilegal di dalam taman, dan mengatur kerjasama pasukan perlindungan badak khusus dengan militer. Hal ini dirancang untuk melindungi keselamatan badak bercula satu, demi menyelamatkan spesies ini sepenuhnya untuk bertahan hidup.
Pada tahun 2018, sekitar 2.143 badak bercula satu ditemukan di Taman Nasional Kaziranga. Namun, jumlah mereka terus menurun selama habitatnya menyusut dan terancam oleh perburuan liar. Menurut laporan media lokal, pada Januari tahun ini, 3 badak bercula satu dibunuh oleh pemburu liar, karena tanduk mereka dapat menghasilkan uang hingga 130.000 euro di pasar gelap lokal, sebuah angka penghasilan besar di India.
Menurut statistik Departemen Kehutanan Assam, pada tahun 2014 sekitar 27 badak bercula dibunuh oleh para pemburu liar, sementara pada 2015 ada 16, dan 12 badak di 2016. Meskipun jumlah penjaga meningkat menjadi 700, untuk mengurangi aktivitas pembunuhan, tetapi beberapa badak tetap terbunuh. Pada 2017, 7 badak terbunuh dan pada tahun 2018 6 di antaranya terbunuh. Ancaman telah berkurang tetapi belum selesai.
Taman Nasional Kaziranga terletak di Assam, India, di mana Rhinoceros unicornis yang dikenal sebagai badak bercula satu dan spesies langka lainnya hidup, seperti harimau, gajah, dan macan tutul. Sebagai cagar alam, tempat ini seharusnya tidak boleh diganggu oleh manusia, dan pada tahun 1985 taman ini telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.