Ketika Badai Ciaran menghantam Inggris pada bulan November 2023, para ilmuwan dari University of Reading menemukan bahwa cuaca ekstrem tersebut berdampak pada rasa teh. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal *Weather*, tekanan udara yang rendah akibat badai mengubah titik didih air. Hal ini menyebabkan air mulai mendidih lebih cepat, yaitu pada suhu 98 derajat Celsius, dibandingkan dengan suhu normal 100 derajat Celsius. 
Tekanan rendah yang dihasilkan oleh badai dapat mengubah titik didih air di wilayah tersebut.
Perubahan ini membuat rasa teh menjadi kurang nikmat, karena suhu yang lebih rendah tidak mampu mengekstrak rasa penuh dari daun teh. Para pakar teh menyarankan bahwa suhu penyeduhan ideal adalah 100 derajat Celsius. Perubahan suhu ini merupakan efek tidak langsung dari badai yang biasanya tidak disadari oleh masyarakat. Dengan demikian, badai ekstrem tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga bisa mempengaruhi pengalaman sederhana seperti menikmati secangkir teh di pagi hari.
