Hingga akhir tahun 2018, total pekerja migran yang bekerja di Taiwan telah mencapai 700.000, di mana sekitar 40% di antaranya merupakan orang Indonesia, dan secara berturut-turut merupakan Vietnam, Filipina, dan Thailand. Orang-orang ini datang ke Taiwan dan masuk ke daerah perkotaan dan pedesaan. Sebagian besar pekerja migran laki-laki bekerja dalam bidang perikanan, industri dan pertanian, mengisi kesenjangan tenaga kerja Taiwan, dan hampir 90% pekerja migran perempuan memasuki rumah sakit atau keluarga sebagai perawat atau pembantu, memikul pekerjaan perawatan keluarga jangka panjang yang harus dilakukan oleh kesejahteraan nasional
"Anak yang tidak dimiliki siapa-siapa" menggambarkan cinta dan air mata para pekerja migran di Taiwan. Sumber: Diambil dari《民視新聞》
Ketika dunia menjadi global, internet semakin jauh dan luas, jarak antara orang menjadi semakin dekat, tetapi "diskriminasi" belum hilang di hati orang-orang sekarang. Cerita tentang pekerja migran dari Vietnam dan wanita Taiwan Xiaolan, mereka melahirkan anak tanpa perkawinan, ketika sang ayah terpaksa dipulangkan dan sang ibu tidak punya pilihan lain selain meninggalkan anak itu, anaknya menjadi “Anak yang tidak dimiliki siapa-siapa” tidak memiliki identitas dan kewarganegaraan.
"Anak yang tidak dimiliki siapa-siapa" menggambarkan cinta dan air mata para pekerja migran di Taiwan. Sumber: Diambil dari《民視新聞》
Pria Vietnam Li Wencheng (黎文誠) datang ke Taiwan dan naik perahu nelayan untuk orang tuanya di kampung halamannya dan menjadi nelayan Taiwan. Di kabin sempit itu, juga terdapat dua nelayan Vietnam lainnya Ahai (阿海) dan Changwen (昌文). Wencheng dan Ahai adalah teman dekat, mereka juga merupakan saudara yang dapat saling berbagi kepahitan satu sama lain ketika mereka dikucilkan dan diintimidasi.
Pekerjaan yang terlalu berat dan kapten yang sengaja menyulitkan menyebabkan konflik sengit antara Li Wencheng dengan kapten, sehingga terpaksa untuk melompat ke laut dan melarikan diri. Sejak saat itu, dia menjadi buronan pekerja asing yang melarikan diri, Xiaolan juga benar-benar merasa putus asa dengan masalah keluarganya dan bertekad untuk melarikan diri bersama Wencheng, karena dia sudah memiliki anak Wencheng di perutnya. Sejak saat itu, cuman mereka dan anaknya Li Zihan (黎子涵) baru merupakan satu keluarga.