Setiap orang tua ingin agar anak mereka tumbuh sehat, terutama saat anak mulai membutuhkan makanan pendamping (MPASI) di usia 4 hingga 6 bulan. Bagaimana cara menyiapkan makanan yang bergizi dan lezat di tengah kesibukan, sering menjadi kekhawatiran bagi para ibu yang bekerja. Ahli gizi Liu Xiao-qing berbagi, bahwa tidak perlu terlalu khawatir dalam menyiapkan makanan tambahan untuk bayi. Dengan menguasai tiga poin utama berikut, prosesnya bisa menjadi lebih mudah.
Nutrisi Seimbang adalah Kunci: Jangan Lewatkan Satupun dari Enam Kategori Makanan Utama
Liu Xiao-qing menyarankan agar pilihan makanan pendamping (MPASI) mencakup enam kategori makanan utama, yaitu biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, telur, daging, produk susu, sayuran, buah-buahan, serta lemak dari kacang-kacangan dan biji-bijian, untuk memastikan anak mendapatkan berbagai nutrisi. Misalnya, pada tahap awal pemberian makanan tambahan, bisa dimulai dengan bubur nasi atau air nasi, kemudian secara bertahap diperkenalkan puree sayuran seperti wortel atau jagung. Ikan adalah jenis daging pertama yang dapat diterima anak, diikuti dengan ayam, dan akhirnya daging babi atau sapi. Memperkenalkan bahan makanan secara bertahap membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat.Berikan berbagai jenis makanan kepada bayi untuk memastikan nutrisi yang cukup dan meningkatkan penerimaan mereka terhadap berbagai jenis makanan di masa depan. (Gambar/sumber:i Freepik)
Menghindari Alergi: Perhatikan Pilihan Bahan Awal
Saat pertama kali memperkenalkan bahan makanan baru, orang tua harus memperhatikan reaksi anak dan menghindari memberikan makanan yang rentan alergi terlalu dini. bahan makanan berbulu atau berminyak seperti kiwi atau kacang-kacangan sebaiknya diberikan ketika anak sudah lebih besar. Liu Xiao-qing mengingatkan orang tua untuk tidak terlalu khawatir tentang alergi; usia 4 hingga 9 bulan adalah periode emas untuk mengembangkan toleransi imun. Memperkenalkan makanan baru dalam jumlah yang tepat justru dapat membantu mengurangi risiko alergi di masa depan.
Bumbu Harus Sesuai: Biasakan Pola Makan yang Sehat
Ketika anak mulai makan makanan padat, orang tua yang sibuk sering kali membiarkan anak makan makanan yang sama dengan orang dewasa. Liu Xiao-qing menekankan bahwa ini dapat menyebabkan anak terbiasa dengan makanan yang terlalu berbumbu, yang di kemudian hari lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi atau penyakit kronis. Meskipun anak dapat makan bersama keluarga, orang tua harus menghindari penggunaan bumbu yang berlebihan, dan menjaga pola makan anak tetap ringan dan alami.
Mengatasi Penolakan Makanan: Variasikan Rasa dan Kombinasi Bahan
Apakah anak Anda tiba-tiba menolak makan? Mungkin karena rasa makanan yang monoton membuat anak bosan. Liu Xiao-qing menyarankan bahwa orang tua dapat mencoba mengubah warna dan tekstur bahan makanan untuk meningkatkan minat anak terhadap makanan. Misalnya, untuk anak di atas usia satu tahun, selain nasi putih, mereka juga dapat mencoba mi atau udon, yang tidak hanya membantu mengembangkan kemampuan mengunyah tetapi juga memberikan pengalaman makan yang lebih beragam.
Penyelamat bagi Orang Tua yang Sibuk: Makanan Olahan Bayi yang Dijual di Pasaran
Bagi orang tua yang bekerja, mereka mungkin tidak memiliki waktu lebih untuk menyiapkan makanan pendamping setelah bekerja. Dalam hal ini, memilih makanan olahan bayi yang sudah bersertifikat adalah pilihan yang baik. Misalnya, produk yang memiliki sertifikasi ISO 22000 atau HACCP biasanya telah melalui pengawasan ahli gizi untuk memastikan bahan-bahan alami dan bebas dari tambahan zat aditif. Ambil contoh produk dari Tongshi Le, yang rendah sodium tetapi kaya rasa, sehingga sangat disukai oleh orang tua dan anak-anak.
Liu Xiao-qing menekankan: "Apakah itu buatan sendiri atau produk yang dibeli di pasaran, orang tua harus menjaga variasi bahan makanan dan memperhatikan keseimbangan nutrisi agar anak tumbuh sehat dan bahagia."