Pada awal Oktober, seorang pengemudi yang terlibat dalam kecelakaan tabrak belakang diizinkan oleh polisi untuk meninggalkan kendaraannya dan membeli onigiri di toko serba ada karena merasa lapar. Namun, setelah itu, pengemudi tersebut menjalani tes kadar alkohol dalam napas (BAC), dan hasilnya menunjukkan kadar 0,24, melebihi batas yang diizinkan oleh hukum. Pengemudi tersebut menyadari bahwa onigiri yang dikonsumsinya mengandung alkohol dan menduga hal ini mungkin memengaruhi hasil tes.
Para wartawan melakukan eksperimen dengan mengonsumsi onigiri yang sama, dan dalam waktu 5 menit setelah makan, tes kadar alkohol menunjukkan BAC sebesar 0,19. Wartawan kemudian menghubungi pihak berwenang untuk klarifikasi. Polisi mengonfirmasi bahwa insiden ini memang terjadi, tetapi tidak dapat memastikan hubungan sebab akibat antara kadar BAC yang melebihi batas dengan konsumsi onigiri.
Ketika insiden ini menyebar, muncul rumor di media sosial seperti "Makan onigiri yang mengandung alkohol bisa menyebabkan ditilang karena mengemudi saat mabuk (Driving Under Influence/DUI)" yang memicu perdebatan luas. Kementerian Dalam Negeri dan Korps Polisi Lalu Lintas Kota Taipei memberikan tanggapan bahwa belum ada kasus yang terbukti mengenai konsumsi onigiri yang menyebabkan DUI. Secara umum, hanya makanan seperti "sup jahe dengan alkohol" atau "makanan fermentasi beras" yang lebih mungkin menghasilkan kadar alkohol terdeteksi. Untuk kasus di mana penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol menyebabkan hasil tes tinggi, polisi menjelaskan bahwa mereka biasanya menyediakan air untuk pengemudi berkumur, guna menghilangkan sisa alkohol di mulut dan mengurangi dampak pada hasil tes.Tangkapan layar pesan yang beredar di media sosial (Gambar/sumber: Situs Taiwan FactCheck Center)
Para ahli makanan dan medis berhati-hati dalam menghubungkan alkohol dalam onigiri dengan hasil tes kadar alkohol. Profesor Lin Zhe-an dari Institut Keamanan Pangan Universitas Chung Hsing menjelaskan bahwa alkohol dalam onigiri terutama digunakan untuk tujuan pengawetan, dalam jumlah kecil, untuk memperbaiki tekstur nasi dan menghambat pertumbuhan bakteri. Jumlah ini tidak cukup untuk menyebabkan hasil tes melebihi batas. Dr. Yang Zhen-chang, dokter spesialis kedokteran kerja dan toksikologi klinis di Rumah Sakit Veteran Taipei, juga menyatakan bahwa kandungan alkohol dalam onigiri sangat kecil dan tidak cukup untuk meningkatkan kadar alkohol dalam darah atau memengaruhi perilaku berkendara.
Tangkapan layar pesan yang beredar di media sosial (Gambar/sumber: Situs Taiwan FactCheck Center)
Kementerian Dalam Negeri dan para ahli terkait merekomendasikan bahwa jika masyarakat khawatir tentang jejak alkohol dalam makanan yang dapat memengaruhi hasil tes kadar alkohol, mereka sebaiknya berkumur atau minum air untuk membersihkan sisa alkohol di mulut sebelum tes, guna memastikan hasil yang aman dan akurat.