Program "Membangun Impian untuk Penduduk Imigran Baru dan Anak-anak Mereka" yang diselenggarakan oleh Ditjen Imigrasi telah memasuki tahun ke-10. Sejak didirikan, program ini berdedikasi untuk membantu penduduk imigran baru dan anak-anak mereka meraih impian. Para peserta menunjukkan semangat dan ketekunan luar biasa, dan pencapaian serta kebahagiaan mereka telah menginspirasi banyak orang. Kami akan memperkenalkan para pemenang dari "Kelompok Layanan Sosial" tahun ini untuk melihat bagaimana para penduduk imigran baru menemukan rasa memiliki di Taiwan dan bagaimana mereka membalas budi dengan memberi dampak positif di masyarakat.Kegiatan gunting rambut gratis di Pusat Kegiatan Xi-Ju (Gambar/sumber: NIA FB)
"Cinta Melalui Gunting Rambut" – Hsu Hsiang-lan, Shi Li-ying, Chang Cai-hsia, dan Chen Rui-jin
Hsu Hsiang-lan, Shi Li-ying, Chang Cai-hsia dan Chen Rui-jin menemukan bahwa banyak lansia di Matsu menghadapi kesulitan dalam mobilitas dan kurangnya perawatan. Mereka memutuskan dengan menggunakan keterampilan mereka, memberikan layanan gunting rambut gratis untuk memberikan perhatian dan kehangatan. Tim kecil terdiri dari 4 orang ini membeli peralatan gunting rambut, obat semir rambut dan cuci rambut serta lainnya perlengkapan yang dibutuhkan. Cakupan pelayanan termasuk Dua sisi timur barat Desa Chukuang dan Rumah Datong di Desa Nang Gang, melalui penyebarluasan radio dan buat janji melalui telepon, juga menyediakan layanan ke rumah agar kepedulian ini juga dapat dirasakan ke lansia yang tidak bisa keluar rumah.
Mereka memberikan pelayanan gunting rambut di 7 tempat, melihat senyum menghiasi wajah para lansia membuatnya merasakan upayanya sangat berarti, mereka akan terus melakukan gunting rambut amal ini agar kebaikan dan kepedulian dapat berarti di pulau ini, semakin banyak bunga kebaikan yang berkembang.Menyelenggarakan diskusi tentang tantangan pengasuhan untuk Keluarga An An Slow Angel (Gambar/sumber: NIA FB)
"Menyebarkan Cinta Lewat Musik" – Lin Zi-qing dan Lin Hsing-rong
Lin Zi-qing berasal dari Daratan Tiongkok, untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan di Taiwan, ia mempelajari bahasa Taiwanese (Taiyu) dan secara bertahap menguasai keterampilan Taiwan. Dengan dukungan dan dorongan dari suaminya, ia berpartisipasi dalam kompetisi menyanyi dan menjadi penduduk imigran baru yang mahir berbahasa Taiyu. Saat ia mengejar impian menyanyi, Tuhan memberikan sebuah ujian baginya sehingga ia melepaskan impian menyanyi dan mengabdikan diri sepenuhnya untuk merawat dan mendidik putrinya.
Dalam proses, ia mendapati bahwa Ukulele adalah sebuah instrumen sederhana dan mudah dipelajari, untuk itu ia mulai mengintegrasikan musik ke dalam hidupnya. akhirnya Ia memutuskan melalui program membangun impian untuk mengajar kelas Ukulele kepada keluarga An An Slow Angel untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di Taiwan. Zi-qing yakin bahwa musik merupakan jembatan komunikasi dan dapat memberikan kekuatan di masa-masa sulit, Ia berterima kasih atas dorongan putrinya dan sangat percaya bahwa selama ia bekerja keras pasti dapat menjalin kehidupan yang penuh kasih dan harapan.
Info Lebih Lanjut: Pendaftaran untuk Program Membangun Impian untuk Imigran Baru dan Anak-anak Mereka yang ke-11 kini telah dibuka, membantu Anda mewujudkan impian Anda
Sumber: Facebook Ditjen Imigrasi (NIA)