img
:::

Indonesia-Taiwan Buka Peluang Kerja Sama Ekonomi Perdagangan hingga Pasca-Pandemi COVID-19

Indonesia-Taiwan Buka Peluang Kerja Sama Ekonomi Perdagangan hingga Pasca-Pandemi COVID-19

Dalam masa pandemi COVID-19, banyak ekonomi negara-negara terancam. Baik selama pandemi maupun di masa depan, Taiwan dan Indonesia disebut memiliki potensi besar untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan. Kedua negara dinilai memiliki prospek kerjasama yang sangat menjanjikan. Deputi Representatif Taiwan Peter Lan menggantikan Representatif John Chen mengatakan, pandemi COVID-19 global saat ini masih terus menyebar, dan ekonomi global telah jatuh ke dalam resesi terparah sejak Perang Dunia II. Masalah yang sangat global ini tidak dapat diatasi oleh satu negara saja. Oleh karena itu, masyarakat internasional harus bekerja sama untuk memulihkan perekonomian dunia.

"TETO sangat senang dapat menyelenggarakan webinar ini bersama KADIN Komite Taiwan, dan dapat mengundang pejabat pemerintah, pakar industri, dan akademisi dari Taiwan dan Indonesia untuk bertukar pandangan tentang prospek kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara selama pandemi dan topik terkait lainnya".

"Semoga hasil webinar ini dapat menjadi wadah berbagi pengalaman dan memberikan saran yang baik untuk pengambilan kebijakan di masa depan bagi kedua negara."

 

Pertumbuhan Ekonomi Taiwan Naik Saat Pandemi COVID-19

Deputi Representatif Peter Lan juga menunjukkan bahwa selama periode pandemi COVID-19, Taiwan dapat mengendalikan situasi sehingga tidak melakukan pembatasan kegiatan ekonomi dan sosial berskala besar. Pemerintah juga secara aktif mensubsidi konsumsi masyarakat dan membantu keberlangsungan operasional industri.

Data resmi perekonomian untuk kuartal pertama tahun 2020 menunjukkan bahwa PDB Taiwan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019, mengalami pertumbuhan sebesar 1,54%. Kinerja Taiwan ini, sangat mengesankan dibandingkan dengan pertumbuhan PDB negatif di banyak negara Asia yang terdampak pandemi COVID-19.

Taiwan mendapat pujian dari berbagai komunitas internasional sebagai model yang berhasil menghadapi pandemi COVID-19. Mempromosikan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan industri internasional adalah bagian penting dari "Kebijakan Baru ke Arah Selatan" (New Southbound Policy) Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Prospek kerja sama ekonomi dan industri perdagangan antara Taiwan dan Indonesia sangat menjanjikan, diharapkan dengan memperkuat dan mengembangkan peluang bisnis dapat menciptakan kondisi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

Webinar ini diharapkan dapat memberikan berbagai saran dan masukan dalam pengambilan kebijakan untuk pemulihan industri dan pembangunan ekonomi Taiwan dan Indonesia, dan berkontribusi lebih pada kemakmuran dan stabilitas regional.

Representatif John Chen dari Taipei Economic and Trade Office di Indonesia saat ini sedang berada di Taiwan dikarenakan keharusan untuk pemeriksaan kesehatan. Ia kini menjalani isolasi di kediaman beliau di Negeri Formosa.

 

Hubungan Dekat RI-Taiwan, Investasi yang Menjanjikan

Ketua Kadin Indonesia Komite Taiwan, Setyono Djuandi Darmono mengatakan bahwa hubungan Indonesia dan Taiwan sangat dekat, karena mereka termasuk dalam Asia Timur.

"Kedua negara ini memiliki sumber laut yang tak terbatas. Taiwan memiliki akses ke teknologi yang lebih murah, sedangkan Indonesia memiliki tenaga kerja yang jauh lebih besar.," ujar Darmono.

Budi Muryanto, dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, memaparkan bahwa Taiwan menjadi salah satu negara yang melakukan investasi asing langsung terbesar di Indonesia. Rata-rata, Taiwan menginvestasikan bisnis di Indonesia melalui sektor garmen, diikuti dengan sektor industrial. Taiwan memilih lokasi Jawa Barat, dan Jawa Tengah sebagai lokasi terpilih. Beberapa perusahaan ternama di dunia juga telah melakukan relokasi ke Indonesia. Saat ini ada tujuh perusahaan yang telah melakukan relokasi dari Korea Selatan, Jepang, dan China. Dua dari tujuh perusahaan ini berasal dari Taiwan, yaitu Kenda dan Meiloon. Total investasi tujuh perusahaan di Indonesia ini dapat mencapai nilai $850 juta, dengan memperkerjakan 30,000 orang.

Guann-Jyh Lee - Deputy Director General of Bureau of Foreign Trade, Ministry of Economic Affairs (MOEA), Taiwan, membagikan rencana jangka pendek dan panjang untuk ekonomi kedua negara untuk masa depan.

"Hubungan bilateral harus ditingkatkan di masa depan. Dalam jangka pendek selama pandemi ini Taiwan merencanakan untuk membuat tim nasional untuk memproduksi alat pelindung diri. Selain itu, memberikan bantuan ekonomi dan restorasi terhadap sumber daya yang ada. Dilanjutkan dengan triple stimulus vouchers," papar Guann-Jyh Lee.

"Sedangkan untuk perekonomian jangka panjang, Taiwan merencanakan untuk membantu penyesuaian rantai pasokan dan membantu dalam servis investasi. Kedua poin ini kemudian ditujukan untuk menarik investor ASEAN lainnya, dan mempromosikan penerapan klaster," imbuh Guann-Jyh Lee.

 

Ekonomi Indonesia Lebih Stabil di Masa Pandemi

Shinta Kamdani,  Vice Chairwoman for International Relations, KADIN Indonesia, membagikan data bahwa Indonesia memiliki jumlah kasus COVID-19 sebanyak 155,412. Sedangkan Taiwan memiliki 487 kasus, per tanggal 25 Agustus 2020. Namun Taiwan sendiri memiliki pertumbuhan GDP yang merosot dibanding Indonesia. GDP Indonesia 0.5%, sedangkan Taiwan memiliki penurunan GDP, -4%. Namun dalam masa pandemi ini, Taiwan dan Indonesia juga telah bekerja sama dalam bidang medis. Di antaranya mereka bekerja sama dengan rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, rumah sakit milik Universitas Brawijaya, rumah sakit Universitas Airlangga, dan sejumlah rumah sakit lain. Dalam kerja sama ini, Taiwan membantu dalam bidang, transplantasi jantung, membangun rumah sakit untuk anak-anak, dan diagnosis, sekaligus manajemen COVID-19.

 

Sumber: Liputan6

Kepala kantor perwakilan Taiwan di Indonesia (TETO) John Chen mewakili pemerintah dan masyarakat Taiwan pada 14 Mei 2020, menyerahkan secara langsung 300.000 masker medis ke Indonesia. (Dok TETO)

Berita Populer

回到頁首icon
Loading