Kelompok Keagamaan dan Pusat Layanan Keluarga Penduduk Baru Mengundang Penduduk Baru dari Berbagai Negara Mencicipi "Masakan Eksotis"

Agar penduduk baru dapat belajar tentang budaya memasak dari berbagai negara, kelompok Katolik Kaohsiung (高雄天主教團體) dan Pusat Layanan Keluarga Penduduk Baru (新住民家庭服務中心) meluncurkan kegiatan "Kantin Shanmu di Meja" (善牧食堂—餐桌上的飲食) mengundang para penduduk baru untuk membagikan masakan dan budaya kampung halaman mereka, dan sangat disukai masyarakat. Total ada empat kelas diluncurkan dan mengundang penduduk baru dari Filipina, Ukraina, Malaysia, Okinawa dan penduduk tempat-tempat lain untuk berbagi budaya dan masakan mereka dengan masyarakat.

Baca juga：Pemerintah Taoyuan Memperingatkan Peringatan Mengenai Flu Babi

Penduduk baru dari berbagai negara mencicipi "masakan eksotis". Sumber: Diambil dari: Pusat Keluarga Penduduk Baru Fengshan

Penduduk baru dari Filipina Xiao Yumei (蕭玉梅) mengatakan bahwa sejak kecil dia bersama orang tuanya pindah dari Cina dan tinggal di Filipina, dia bertemu dengan suami Taiwan yang belajar di Filipina dan kemudian menikah ke Taiwan. Xiao Yumei yang telah tinggal di Filipina selama bertahun-tahun, berbagi "Salad Makaroni" (通心麵沙拉) yang sering dimakan di pesta dan perayaan lokal. Buah-buahan yang diproduksi di Filipina asam dan sedikit pahit, sehingga penduduk setempat suka membeli buah kalengan untuk membuat salad, ditambah cuaca di Filipina yang panas jadi salad dingin seperti ini sangat populer.

Baca juga：Jadi Petugas Imigrasi, Perempuan Generasi Kedua Penduduk Baru Asal Vietnam Ini Ungkapkan Kebenaran Kasus Penyelundupan Kue Bulan  

Penduduk baru dari berbagai negara berbagi pengalaman satu sama lain. Sumber: Diambil dari: Pusat Keluarga Penduduk Baru Fengshan

Selain itu, penduduk baru dari Ukraina Oona (歐娜) juga menceritakan bahwa anak-anak di Taiwan sangat susah, mereka belajar dalam waktu yang lama, sehingga menimbulkan rasa penasaran para ibu penduduk baru lainnya untuk ingin mengetahui bagaimana metode pendidikan di Ukraina yang berbeda dengan Taiwan. Oona menjelaskan bahwa anak-anak di Ukraina hanya sekolah setengah hari dan sisanya adalah waktu bermain mereka sendiri, sedangkan anak-anak Taiwan tidak hanya butuh sekolah dengan waktu yang lama tetapi juga memiliki banyak kursus bakat dan kursus tambahan setelah kelas memang sangat sulit. Baik itu masakan atau pendidikan keluarga, setiap negara memang memiliki perbedaan dan penduduk baru merasa sangat menarik dengan itu.