Bank Indonesia (BI) terus mensosialisasikan pembayaran dengan menggunakan QR Code ke berbagai kalangan. Kali ini BI menyasar kalangan mahasiswa untuk lebih menggunakan pembayaran berbasis QR tersebut.
Di Negeri Sebelas Maret, Solo, BI menyelenggarakan Festival Edukasi Bank Indonesia (FESKABI). Acara ini nerlangsung hari ini Digitalisasi merupakan suatu keniscayaan dan Indonesia harus siap mengambil manfaat melalui potensi yang besar yang sangat sayang sekali jika tidak dioptimalkan salah satunya adalah generasi milenial.
Tema FESKABI yang diusung tahun ini adalah 'QRIS (QR Code Indonesian standar): Pembayaran Digital Ala Milenial'. Hal ini sejalan dengan kebijakan BI yang berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan sistem pembayaran dan memfasilitasi perkembangan ekonomi digital dan inklusi keuangan Indonesia.
FESKABI adalah kegiatan sosialisasi dan edukasi yang diselenggarakan BI secara rutin sejak tahun 2013 mengenai fungsi, tugas dan kebijakan terkini BI kepada generasi milenial khususnya mahasiwa di berbagai kota di Indonesia.
Kegiatan ini dilakukan secara terintegrasi, untuk meningkatkan pemahaman generasi milenial tentang kebijakan terkini BI.
Selain kegiatan sosialisasi dan edukasi, rangkaian FESKABI juga melombakan kompetisi video dan blog yang telah dibuka sejak 26 September lalu s.d. 20 November 2019 dan terbuka untuk umum.
Selain di Solo, FESKABI juga akan hadir di 2 kota lainnya yaitu Lampung yang dipusatkan di Universitas Lampungdan Manado yang dipusatkan di Universitas Negeri Manado.Bank Indonesia (BI) terus mensosialisasikan sistem Quick Response Indonesia standar (QRIS) sebagai metode pembayaran digital milik pemerintah di seluruh pelosok Tanah Air.
Seperti yang dilakukan di Kalimantan Selatan (Kalsel), bank sentral tersebut coba memperkenalkan QRIS melalui sebuah aplikasi bernama e-Klotok.
Dalam kunjungannya ke Kalsel, Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan, penerapan QRIS di daerah tersebut merupakan salah satu pengukuwah bahwa Kalsel telah siap menyongsong era ekonomi digital sebagai salah satu sumber pertumbuhannya.
Diharapkan ke depannya, metode pembayaran menggunakan QRIS dapat terus berkembang di Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan. Hal ini tentunya dapat memberikan dampak baik terhadap perkembangan ekonomi melalui ekonomi digital.Rosmaya melanjutkan, adanya sinergitas potensi pariwisata antara pemerintah pusat dan daerah di Kalsel tentunya merupakan pertanda baik bagi pertumbuhan ekonomi setempat.
Adapun penerapan QRIS di Kalsel sendiri ditunjang dengan adanya e-Klotok, sebuah aplikasi sarana pembayaran elektronik yang diluncurkan oleh BI bersama para bank Himbara pada Mei 2019 lalu.
Ini merupakan sebuah aplikasi yang dibuat untuk tujuan pariwisata dengan menyusuri sungai menggunakan perahu tradisional khas Banjar, klotok. Meski telah diluncurkan, pemakaian e-Klotok baru bisa berlaku efektif beriringan dengan QRIS pada 1 Januari 2020.
Sumber: BeritaLiputanEnam