Situasi pandemi di Taiwan telah dikendalikan secara bertahap, peringatan pandemi telah diturunkan ke level dua. Namun, selama periode peringatan level tiga sebelumnya, industri makan dan minum ditutup, shift kerja dikurangi dan mengakibatkan mahasiswa asing di Kota Keelung mengalami penurunan pemasukan. Organisasi amal lokal meluncurkan kegiatan bantuan darurat, memberikan nasi putih, mie instan, biskuit, dan barang-barang pencegahan pandemi kepada 84 siswa asing Asia Tenggara, dengan harapan agar siswa asing ini bisa bersama dengan Taiwan selamat dari pandemi ini.
Organisasi amal membantu pelajar Indonesia untuk bertahan dari pandemi. Sumber: Liberty Times
Chen Yadun (陳雅頓), Direktur Asosiasi Pertukaran Budaya Internasional Taiwan (台灣頭國際文化交流協會理事), mengatakan acara tersebut disumbangkan kepada empat perwakilan mahasiswa Indonesia, masing-masing mahasiswa mendapatkan satu kilogram beras putih, sekotak Indomie, biskuit dan makanan lainnya, dengan harapan dapat mempertahankan kehidupan sehari-hari. Banyak siswa Indonesia atau Asia Tenggara lainnya yang datang belajar ke Taiwan sebagian besar mengandalkan pekerjaan paruh waktu mereka di Taiwan untuk mendapatkan biaya hidup. Dikarenakan pandemi ini, mereka hanya dapat mencari bantuan dari orang tua mereka sendiri.
Organisasi amal menyumbangkan beras, mie instan dan barang-barang anti-pandemi. Sumber: Liberty Times
Selain itu, di bawah situasi yang parah di Taiwan, pemerintah telah mempromosikan banyak program bantuan. Namun, banyak pelajar asing dan pelajar keturunan Tionghoa yang datang ke Taiwan juga terkena dampak parah selama periode ini. Organisasi amal juga menerima keluhan dari banyak penduduk baru dan murid pertukaran pelajar. Oleh karena itu, sangat mendesak untuk membantu murid pertukaran pelajar dari Asia Tenggara saat ini.