img
:::

Omicron Vs Delta, Mana Lebih Berat? Ini Perbandingan Risiko Masing-masing

Omicron Vs Delta, Mana Lebih Berat? Ini Perbandingan Risiko Masing-masing. Sumber: detikHealth
Omicron Vs Delta, Mana Lebih Berat? Ini Perbandingan Risiko Masing-masing. Sumber: detikHealth

Menurut sebuah artikel yang telah dilansir di detikHealth, varian Omicron belakangan ini bikin geger dunia, termasuk Indonesia lantaran membuat lonjakan kasus yang sangat signifikan tiap harinya. Bahkan, varian ini diklaim lebih menular 5 kali lipat daripada varian lainnya, seperti Delta. Lantas, bagaimana perkembangan kabar terkait perbandingannya dengan varian Delta?

Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan penyakit tropik dan infeksi yang berpraktik di RS Pondok Indah, dr Ronald Irwanto, Sp.PD-KPTI, FINASIM, mengungkapkan bahwa antara Omicron dan varian lainnya, termasuk Influenza sangat sulit dibedakan secara klinis.

"Antara Omicron dan Delta atau Alpha, Beta, Gamma, atau sama (virus) Influenza sekalipun itu sangat sulit sekali dibedakan secara klinis", tuturnya dalam webinar bertajuk 'Omicron vs Delta', Selasa (22/2/2022).

Namun, apabila dilihat dari gejala dan tren perawatan, dr Ronald mengungkapkan pasien Omicron lebih banyak mengalami gejala ringan atau tanpa gejala. Juga banyak pasien yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Sedangkan Delta, banyak pasien yang mengalami gejala sedang hingga berat, bahkan sampai dirawat di rumah sakit.

Omicron Vs Delta, Mana Lebih Berat? Ini Perbandingan Risiko Masing-masing. Sumber: detikHealth

Omicron Vs Delta, Mana Lebih Berat? Ini Perbandingan Risiko Masing-masing. Sumber: detikHealth

"COVID pada era gelombang ke-2 Delta dulu, itu kelihatannya lebih tinggi, artinya pasien banyak jatuh ke dalam kondisi yang severe (sedang), bahkan critical (berat). Jadi secara populasi keliatannya, secara subjektif, saya pribadi menilai bahwa pandemi Delta kemarin itu lebih banyak jatuh ke stadium lanjutan, yaitu stadium severe dan critical, dibandingkan dengan yang gelombang 3 Omicron ini. Sebagian besar sekarang ini di gelombang ke-3, saya melihat (gejala) pasien yang mengalami non-severe, banyak yang asimtomatik (tanpa gejala) dan banyak juga gejala-gejala tapi ringan. Sehingga memang, kelihatannya tren perawatannya mulai berubah," tuturnya.

"Ketika gelombang ke-2 dulu banyak pasien yang dirawat di rumah sakit, bahkan masuk ke ICU. Tapi kalau yang sekarang di gelombang yang ke-3 ini, keliatannya trennya lebih kepada kondisi ringan, jadi banyak yang home's care (perawatan di rumah) jadi bukan hospital's care lagi (perawatan di rumah sakit)," sambungnya lagi.

Meskipun lebih ringan dibandingkan Delta, dr Ronald menegaskan bahwa hal ini tak boleh disepelekan. Pasalnya, Omicron pun masih bisa memicu gejala sedang hingga berat pada kelompok masyarakat tertentu.

Lalu, apa yang menyebabkan perbedaan antara Omicron dan Delta?

Menurut dr Ronald, perbedaan Omicron dan Delta bisa jadi disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti progresivitas virus hingga vaksinasi

"Faktornya banyak dan kelihatannya agak susah juga yang mana yang lebih tepat. Faktornya apa, 1 mungkin dari virusnya itu sendiri ya. Jadi, progresivitas dari Omicron lebih rendah daripada Delta. Kedua, mungkin juga faktor vaksin yang jauh lebih banyak tersebar di negara kita, dibandingkan kita menghadapi pandemi sebelumnya," kata dr Ronald.

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading