Kondisi COVID-19 semakin parah. Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan Kementrian Kesehatan dan Kesejahteraan telah menyetujui proyek terbaru, yaitu sistem kecerdasan buatan (AI) yang dapat membantu mendeteksi rontgen dada pasien, mendeteksi dugaan infeksi dan memberikan peringatan dini, serta menjaga garis pertahanan rumah sakit. Selain itu, teknologi AI juga membantu pencegahan epidemi, mulai dari pemantauan epidemi, diagnosis cepat, pemilihan pengobatan hingga penelitian, dan pengembangan vaksin. Menjadikannya sebagai topik penting saat ini.
Sistem AI jenis sinar-X ini adalah perangkat lunak perhitungan AI yang dikembangkan oleh Taiwan Medical Imaging Corporation dan institusi medis. Pemimpin perusahaan adalah Taiwan Artificial Intelligence Labs (Al Labs) dan PTT, Du Yi-jin.
Berita lainnya: Jangan Percaya pada Berita Palsu tentang Subsidi Epidemi Sebesar NT$ 10.000
Sistem AI dapat menafsirkan rontgen dada pasien untuk gejala covid-19. Gambar / Diambil dari “BBC”.
Hsiao Shi-xin, kepala dokter Departemen Kedokteran Toraks di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Taipei, mengatakan bahwa banyak pasien tanpa gejala COVID-19 yang datang ke rumah sakit karena cedera lain dan ini menyebabkan risiko penularan. Sistem AI ini dapat membantu dalam interpretasi rontgen dada pasien. Jika terdeteksi sebagai orang yang positif COVID-19, dapat mengirim pesan teks sesegera mungkin untuk memperingatkan staf medis.
Berita lainnya: 200 Karya dari Pemenang “Desain Pakaian Asia Tenggara 2021” akan Dipamerkan Online
Keakuratan interpretasi AI pada kasus covid-19 adalah sekitar 80%. Gambar / Diambil dari
Selain mempercepat pendeteksian, juga menghemat tenaga kerja dan mengurangi kesalahan. Bagaimanapun, ahli radiologi menafsirkan semua jenis gambar inspeksi dengan memanfaatkan penglihatan dan kekuatan otak, tidak dapat dihindari bahwa mereka akan lelah setelah melihatnya untuk waktu yang lama. Selain itu, dokter yang berbeda, dengan gambar sinar-X yang sama dapat menghasilkan hasil yang berbeda. Saat ini, sistem AI dapat berbagi pekerjaan dengan dokter dan memberikan pendapat. Sampai sekarang, diketahui bahwa akurasi penggunaan AI untuk menentukan kasus COVID-19 adalah sekitar 80%, yang sama dengan rapid test, tetapi lebih cepat dan menghemat waktu.