[Berita Global untuk Penduduk Baru] bekerja sama dengan Radio IC FM 97.5 [新生報到-我們在台灣] mengundang Tuan Xie, penduduk baru generasi kedua Indonesia. Dia sekarang menjadi siswa Bahasa Inggris Terapan di SMA Yuda. Orang tuanya mengelola sebuah restoran bernama "Restoran Indonesia Huazhen" di Kota Taoyuan. Dia telah membudidayakan bahasa Indonesia sejak dia masih kecil. Saat berkomunikasi dengan tamu dapat dengan mudah beralih antara Bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia, kemampuan bahasa adalah dasar bagi Tuan Xie untuk mencoba menghubungkan dan mengintegrasikan budaya yang berbeda.
[Berita Global untuk Penduduk Baru] menyusun episode kali ini dalam 5 bahasa yaitu Bahasa Mandarin, Inggris, Vietnam, Thailand, dan Indonesia.
Di belakang Stasiun Kereta Api Taoyuan Zhongli, setiap jalan menjadi tempat berkumpulnya toko-toko dari berbagai kelompok etnis Asia Tenggara. (Foto: dari Tuan Xie)
Di belakang Stasiun Kereta Api Taoyuan Zhongli, setiap jalan menjadi kumpulan toko-toko dari berbagai kelompok etnis Asia Tenggara, ada banyak toko Indonesia, sebagian besar toko Filipina, serta toko Vietnam dan Thailand. Anda tidak hanya dapat mencicipi makanan khas yang eksotis, tetapi juga bisa merasakan budaya Asia Tenggara. Restoran Indonesia "Restoran Indonesia Hua Zhen" yang terletak di Jalan Xinxing (新興路) dijalankan oleh orang tua Tuan Xie. Selain masakan asli Indonesia, restoran ini juga memajang banyak barang dan dekorasi kecil Indonesia.
Karena orang tua Tuan Xie adalah orang Tionghoa Indonesia, dia sangat tertarik dengan budaya Asia Tenggara sejak kecil. Dia sering mengunjungi toko-toko Asia Tenggara di Stasiun Kereta Api Taoyuan di waktu luangnya, saling berbagi cerita perjuangan di Taiwan. Tuan Xie juga menggambarkan berbagai toko ke dalam peta makanan, yang diterbitkan dalam publikasi sekolah "Mingguan Yuda (育達周刊)".
Tuan Xie terus terang mengatakan bahwa banyak orang Taiwan memiliki kesan "redup dan gelap" terhadap toko-toko Asia Tenggara. (Foto: dari Tuan Xie)
Tuan Xie berkata terus terang bahwa orang Taiwan, termasuk banyak teman sekelasnya, memiliki kesan "redup dan gelap, dan mereka tidak tahu apa yang dijual" terhadap toko-toko Asia Tenggara dan mereka tidak memiliki keinginan untuk masuk. Tetapi Tuan Xie dibesarkan di toko yang menjual cemilan Indonesia, dia tahu bahwa setiap pemilik toko di balik pintu memiliki sejarah hidup yang unik, "Jika saya bisa menuliskannya dan membiarkan orang Taiwan memahami cerita perjuangan ini, mungkin mereka akan bersedia untuk masuk and melihat” ucapnya. Saat mengunjungi toko-toko Asia Tenggara di sekitar Zhongli, saya biasanya memesan makanan lalu duduk dan mulai bercerita tentang kehidupan. Sebagian besar pemilik toko juga pasti bersedia bercerita kehidupan mereka.
Selain itu, Tuan Xie juga bertemu dengan lembaga swadaya masyarakat yang menampung pekerja migran dari Asia Tenggara. Tuan Xie yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam menghubungkan budaya Taiwan dan Asia Tenggara, menambahkan lagi satu kegiatan ekstra sepulang sekolah, yaitu menjadi guru bahasa Mandarin untuk pekerja migran. Melalui ini, dia lebih memahami betapa sulitnya bagi orang asing untuk mencari nafkah di luar negeri.
Tuan Xie fasih berbahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia, dan diundang untuk melayani sebagai anggota komite penasihat pemuda di Biro Urusan Pemuda Kota Taoyuan. (Foto: dari Tuan Xie)
Tuan Xie yang fasih berbahasa Mandarin dan Indonesia, diundang untuk melayani sebagai anggota komite penasihat pemuda dari Biro Urusan Pemuda Kota Taoyuan, dan mengusulkan bahwa selain bahasa Mandarin dan Inggris, juga boleh menambahkan bahasa dari berbagai negara di Asia Tenggara, tidak hanya untuk melatih tetapi juga meningkatkan kesempatan kerja bagi penduduk baru. Tuan Xie berharap dapat mensejahterahkan hidup hidup kelompok yang tidak dikenal.