Menurut berita dari 4wayvoice, pembukaan sekolah memasuki minggu ketiga, 13.000 siswa luar negeri dan siswa beasiswa kelas Mandarin tidak dapat masuk ke negara itu. Namun, dalam waktu dekat, Pusat Komando Wabah telah merencanakan serangkaian protokol pendukung lengkap untuk memungkinkan siswa internasional ini bisa memasuki Taiwan . Prinsip-prinsip penting untuk memasuki Taiwan tahun ini antara lain sebelum memasuki Taiwan, jika siswa dan siswa baru tanpa visa/izin tinggal/izin masuk Republik Tiongkok yang masih berlaku, sekolah akan menyiapkan daftar dan mengirimkan surat tersebut ke Biro Urusan Konsuler Kementerian serta Departemen Luar Negeri dan Kantor Imigrasi Kementerian Dalam Negeri untuk menerima mahasiswa yang mengajukan permohonan visa atau izin masuk dan keluar. Setelah siswa memperoleh visa, dan setelah memesan penerbangan dan tempat karantina, mereka lalu menginformasikan sekolah untuk mendapatkan surat persetujuan melalui aplikasi online, dan menyerahkan laporan negatif tes asam nukleat COVID-19 dalam waktu 3 hari sebelum naik ke penerbangan.
Baca juga: Pemerintah Taoyuan Memperingatkan Peringatan Mengenai Flu Babi
CECC menyediakan langkah-langkah pendukung untuk mengakomodasi siswa internasional. Sumber: CECC
Setelah berhasil masuk ke Taiwan, mahasiswa akan dites melalui air liur tenggorokan dalam dan melakukan pengujian PCR saat memasuki Taiwan sesuai dengan peraturan, dan melakukan karantina rumahan di tempat karantina selama 14 hari, pengujian PCR sebelum berakhirnya masa karantina (hari karantina 12 sampai 14), dan pada hari ke 10 sampai ke 12 harus memeriksa sekali lagi dengan “Rapid Test Rumahan”. Setelah karantina selesai, masih harus melakukan manajemen kesehatan mandiri selama 7 hari lagi, dan akan diizinkan masuk ke sekolah setelah selesai melakukan semuanya.
CECC dan Kemendikbud menyatakan mahasiswa asing boleh dengan tenang belajar di Taiwan. Sumber: United Daily News
Menurut rencana Kementerian Pendidikan saat ini, mahasiswa asing akan diprioritaskan untuk ditempatkan di pusat karantina terpusat, dan Pusat Komando Wabah telah menyediakan 1.500 tempat tidur untuk ditempatkan. Kemendikbud kembali menegaskan, mahasiswa wajib melakukan tes air liur tenggorokan dalam dan menjalani tes PCR saat masuk ke Taiwan, serta melakukan karantina di rumah di tempat karantina selama 14 hari. Lalu diperiksa sekali dengan “rapid test rumahan” pada hari ke 10 sampai ke 12. Lalu pada hari ke 12 sampai ke 14 (sebelum habis masa karantina) harus melakukan tes PCR lagi. Ada tiga jenis mahasiswa luar negeri yang harus melakukan prosedur tersebut, antara lain mahasiswa akademik luar negeri, penerima beasiswa dari Hong Kong, Macau, mahasiswa Cina daratan, dan penerima beasiswa dari Kementerian Luar Negeri, yang berjumlah total 13.000 murid.
Ding ShuoYan, wakil dekan Caotun Sanatorium dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, mengatakan bahwa stasiun karantina terpusat Taiwan memiliki petugas keamanan yang bertugas menjaga keamanan selama 24 jam. Pos jaga di pintu masuk dan keluar diawasi sepanjang waktu; protokol pencegahan Epidemi sangat ketat, demi memastikan untuk para penghuni yang masuk untuk karantina tidak keluar sesuka hati dan berpindah ke komunitas luar, yang mungkin akan menyebabkan kebocoran dalam pencegahan wabah. Selain berharap mahasiswa internasional akan memiliki kehidupan sekolah yang baik di Taiwan, ia juga berharap agar masyarakat di Taiwan dapat tenang.