:::

London Craft Week 2023, Paviliun Taiwan Menghadirkan Integrasi Multikultural

London Craft Week 2023, Paviliun Taiwan mengangkat tema "Weaving Taiwan Menenun Multikulturalisme ".  (Sumber foto : Departemen Kebudayaan)
London Craft Week 2023, Paviliun Taiwan mengangkat tema "Weaving Taiwan Menenun Multikulturalisme ". (Sumber foto : Departemen Kebudayaan)
Berita Global untuk Penduduk Baru】Editor/王月兒 Sendy Wang

London Craft Week 2023 akan diadakan di Cromwell Place di London dari tanggal 8 hingga 14 Mei, dengan tema "Weaving Taiwan—Menenun Multikulturalisme" dan memamerkan lebih dari 30 set termasuk karya menenun dengan karakteristik multikultural seperti tenunan suku aborigin, kelompok etnis Hokkien dan imigran baru.

Pengrajin imigran baru asal Indonesia Ma Yue'e berpartisipasi dalam pameran dengan karya anyaman.

(Sumber foto : Departemen Kebudayaan)

London Craft Week adalah acara tahunan, yang diadakan pada bulan Mei setiap tahun. Paviliun Taiwan, direncanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Seni dan Kerajinan Nasional Taiwan, dan berfokus pada penyajian penampilan multikultural Taiwan.

Artikel Lainnya : Pameran Dongeng Dunia Diselenggarakan Secara Megah di Pusat Seni Imigran Baru Taichung

Produk anyaman Indonesia.

(Sumber foto : Departemen Kebudayaan)

Ma Yue'e, imigran baru dari Indonesia, adalah salah satu peserta pameran di Paviliun Taiwan tahun ini. Ia menggunakan bahan-bahan lokal di Taiwan untuk menenun kain dengan ciri khas budaya Indonesia, seperti pita anyaman kelapa, keranjang buah, tas, topi, kipas, serta peralatan dan dekorasi serba guna lainnya. Ma Yue’e mengatakan bahwa sejak dia berusia 6 tahun, dia telah membantu keluarganya menganyam keranjang bambu untuk menambah penghasilan keluarga. Setelah datang ke Taiwan, dia juga mencoba menggunakan daun kelapa Taiwan untuk membuat berbagai kerajinan tangan.

Artikel Lainnya : Peringanan Hukuman Bagi WNA Yang Telah Tinggal Melebihi Batas Masa Izin Tinggal

Karya tenun tradisional Hakka.

(Sumber foto : Departemen Kebudayaan)

Selain produk anyaman Indonesia, lebih dari 30 kelompok kerajinan termasuk pita Hakka yang terancam punah. Zhang Renji, direktur pusat kerajinan, mengatakan bahwa dia berharap untuk mewujudkan semangat kerajinan “hijau” Taiwan melalui multikulturalisme, dan memimpin pengrajin Taiwan untuk berdiri di panggung internasional.

Karya tenun tradisional suku aborigin Taiya Taiwan.

(Sumber foto : Departemen Kebudayaan)

 

Berita Populer

回到頁首icon
Loading