【Berita Global untuk Penduduk Baru】 Tidak sedikit perempuan datang ke Taiwan untuk bekerja pada usia nikah, jatuh cinta dan memiliki anak dengan orang Taiwan adalah hal yang wajar. Namun setelah hamil, mereka sering menghadapi banyak masalah dalam pekerjaan, jika mereka tidak mengenal hukum dan hak terkait, mereka cenderung akan dirugikan. Untuk membantu pekerja migran yang hamil, Kementerian Tenaga Kerja menyubsidi Pemerintah Kota Taoyuan dan menugaskan Yayasan Lixin (勵馨基金會) untuk menjalankan "Pusat Layanan Konseling Wanita Asing dan Anak" (外國籍婦幼諮詢服務中心). Mulai memberikan konsultasi hukum dan hak kepada perempuan migran yang hamil, dukungan psikologis, bantuan penempatan, dll pada 1 Januari, dengan harapan dapat mengurangi pelarian dan kehilangan kontak pekerja migran yang hamil karena kurangnya pemahaman tentang hak-hak hukum.
Baca juga:Pendaftaran Sertifikat Digital Covid 19 Telah Dibuka Mulai Hari Ini, Cukup Ikuti 3 Langkah Mudah
Pekerja migran yang hamil dapat menikmati cuti hamil, dan pergantian majikan dapat ditunda. Sumber: Galeri Pixabay
Tidak ada "Larangan Kehamilan" (禁孕條款) di Taiwan, pekerja migran dan buruh dalam negeri sama-sama harus menaati "Act of Gender Equality in Employment" (性別工作平等法). Setelah hamil, majikan tidak boleh memecat pekerja migran dengan alasan hamil. Pekerja migran juga berhak atas 5 hari cuti hamil dan 8 minggu cuti sebelum dan sesudah melahirkan, pasangan juga memiliki 5 hari cuti melahirkan. Mengenai gaji selama cuti hamil, pekerja migran sektor formal seperti pabrik dan perawatan institusional harus mematuhi peraturan sesuai pada "Labor Standards Act" (勞基法), menurut hukum majikan harusnya membayar gaji penuh atau setengah kepada pekerja migran dalam cuti pemeriksaan kehamilan dan cuti menemani kelahiran. Pekerja migran sektor informal seperti jaga lansia tidak menerapkan hukum "Labor Standards Act", sehingga majikan tidak memiliki kewajiban untuk membayar gaji dalam cuti kelahiran.
Selain itu, pekerja migran juga dapat memilih untuk diberhentikan sesuai dengan keadaan. Secara umum, pekerja migran perlu berganti majikan dalam jangka waktu tertentu setelah pemecatan. Namun, pekerja migran yang hamil dapat mengajukan permohonan ke Kementerian Tenaga Kerja untuk menangguhkan perubahan majikan dengan memegang sertifikat diagnosis atau buku pedoman kesehatan wanita hamil, dan dapat tinggal di Taiwan untuk kelahiran. Setelah lahiran di Taiwan, meskipun anak tersebut tidak memiliki kewarganegaraan, tetapi dia dapat mengandalkan salah satu orang tuanya yang berdomisili secara sah untuk memperoleh asuransi kesehatan dan bertempat tinggal secara sah di Taiwan.
Yayasan Lixin menyediakan layanan konsultasi dan penempatan migrasi. Sumber: Kementerian Tenaga Kerja
Menurut Kementerian Tenaga Kerja, "Pusat Layanan Konseling Wanita Asing dan Anak" menyediakan layanan seperti konseling dan pendidikan, dukungan psikologis dan pendampingan, bantuan dalam hidup dan bekerja, konversi dan penempatan kerja, termasuk pekerja migran yang tidak memenuhi syarat dengan kondisi penempatan sementara dalam perselisihan perburuhan, penempatan darurat juga dapat diberikan ketika menghadapi kehamilan. Saat ini, pemukiman yang disediakan oleh Yayasan Lixin adalah sekitar 25 orang, pada prinsipnya membantu pekerja migran yang hamil sampai lahiran adalah 60 hari. Namun tergantung pada keadaan kasus, kadang dapat ditempatkan hingga 6 bulan setelah lahiran, dan layanan seperti pergantian perkerjaan setelah lahiran juga akan dibantu.