Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Purdue di Amerika Serikat dan Universitas George Mason di Virginia, diungkapkan bahwa seiring dengan terus meningkatnya suhu global, dunia mungkin telah memasuki periode panas dan lembap paling mematikan dalam sejarah abad ini. Hal ini akan memengaruhi lebih dari miliaran orang, dari New Delhi hingga Shanghai, dan kota-kota besar di seluruh dunia.
Dalam laporan penelitian ini, disebutkan bahwa kombinasi antara suhu tinggi dan kelembapan tinggi yang diakibatkan oleh pemanasan global dapat menjadi kombinasi mematikan. Hal ini kemungkinan akan menyebar ke wilayah-wilayah lain, termasuk di Amerika Serikat bagian tengah dan barat. Para peneliti meyakini bahwa jika tanpa adanya teknologi seperti perlindungan matahari atau pendingin udara, kelembapan yang tinggi dengan suhu tinggi akan melebihi batas kelayakan tubuh manusia, terutama jika suhu naik sekitar 3 derajat Celsius. Ini dapat mengancam lebih dari 1,5 miliar orang.
Para peneliti meyakini bahwa tanpa adanya bantuan teknis seperti AC, kelembapan dan panas akan melebihi batas kemampuan tubuh manusia.
(Sumber foto : Pixabay)
Saat ini, negara-negara seperti India, Pakistan, dan negara-negara di sekitar Teluk Persia telah mengalami cuaca panas dan lembap yang berbahaya dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan PBB tentang Kesenjangan Emisi 2022, dengan kebijakan saat ini, diperkirakan suhu global akan naik sekitar 2,8 derajat Celsius pada tahun 2100. Jika suhu terus meningkat, maka kota-kota besar seperti Lagos di Nigeria dan Chicago di Amerika Serikat juga akan terkena dampak yang serupa.
Artikel lainnya : Batu Karang Unik di Pantai Utara Taiwan Menjadi Spot Menarik untuk Traveling