Imigran baru asal Malaysia yang multi talenta, Wang Lilan, selain bekerja sebagai guru bahasa Indonesia di Universitas Nasional Taiwan, juga menjadi pembawa acara radio dan menerbitkan buku, dan telah berkomitmen untuk mempromosikan budaya Indonesia dan Malaysia selama bertahun-tahun. Dalam kursus bahasa yang dia ajarkan, dia berharap tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga mengarahkan siswa untuk memahami konotasi budaya di baliknya, serta penerapan lisan yang sebenarnya. Oleh karena itu, dalam mata kuliahnya, ia juga akan mengajak mahasiswa untuk mengunjungi lingkungan hidup pekerja migran, dan benar-benar menggunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dengan pekerja migran dan berkomunikasi satu sama lain.
Guru Wang Lilan, yang telah mengajar Bahasa Indonesia selama bertahun-tahun.
(Sumber foto : National Education Radio)
Dia datang ke Taiwan untuk belajar pada usia 18 tahun, dan kemudian menikah, memiliki anak, dan menetap di Taiwan. Wang Lilan selalu tertarik pada karya warisan budaya dan memiliki misi. Ia berharap agar lebih banyak orang memahami budaya Asia Tenggara melalui latar belakangnya. Oleh karena itu, selain mengajar bahasa Indonesia, ia juga mempromosikan budaya Indonesia dan Malaysia dengan berbagai cara.
Agar mata pelajaran bahasa Indonesia tidak terlalu membosankan, ujian tengah semesternya dilakukan dengan menyanyikan lagu Indonesia. Wang Lilan percaya bahwa mempelajari lagu dalam bahasa Indonesia atau Melayu dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman Indonesia atau Malaysia.
Taipei Main Station adalah tempat perkumpulan para pekerja migran saat libur.
(Sumber foto : Facebook Fun臺鐵)
Wang Lilan mengatakan bahwa siswa diperbolehkan untuk pergi ke lingkungan hidup pekerja migran seperti mengunjungi Taipei Main Station dan Little Indonesia, kontak langsung dengan orang Indonesia, dan mengobrol tentang kehidupan sehari-hari.
Artikel Lainnya : Anak Imigran Baru Membangun Media Pribadi Untuk Membahas Isu-Isu Imigran Baru Indonesia dan Pekerja Imigran Asing