Menurut statistik dari institusi penelitian pasar keuangan Dealogic, Indonesia merupakan salah satu pasar Initial Public Offering (IPO) yang populer tahun ini, saat ini berada di peringkat keempat di dunia, hanya kalah dari Cina, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab. Para ahli percaya bahwa ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah Indonesia dan pertumbuhan industri nikel yang didorong oleh baterai kendaraan listrik dalam beberapa tahun terakhir.
Indonesia adalah salah satu pasar IPO yang populer tahun ini.
(Sumber foto : Freepik)
Indonesia menyumbang hampir seperempat dari total cadangan nikel di dunia. Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan mineral kobalt dan tembaga yang melimpah. Ketiga jenis logam ini adalah bahan penting yang digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik. Oleh karena itu, sejak tahun 2014, pemerintah Indonesia mulai menerapkan beberapa larangan ekspor untuk menarik investasi asing dalam produksi dan pengolahan di Indonesia. Misalnya, pada tahun 2019, pemerintah melarang ekspor bijih nikel dengan tujuan untuk mengembangkan rantai pasokan baterai kendaraan listrik di dalam negeri.
Selain itu, patut disebutkan bahwa pada bulan April tahun ini, dua perusahaan nikel Indonesia, Harita Nickel dan Merdeka Battery Materials, keduanya melakukan penawaran saham perdana. Harita Nickel berhasil mengumpulkan dana sebesar 672 juta dolar AS, sementara Merdeka Battery Materials mengumpulkan 592 juta dolar AS, menjadikan Harita Nickel sebagai IPO terbesar di Indonesia pada paruh pertama tahun ini. Menurut data IPO dari Bloomberg untuk kuartal pertama tahun ini, jumlah penawaran saham perdana di pasar Indonesia mencapai 1,45 miliar dolar AS, mencetak rekor IPO kuartal pertama tertinggi sepanjang sejarah di pasar tersebut. Jumlah tersebut adalah dua kali lipat dari Hong Kong, melebihi Tokyo dan London.
Artikel lainnya : Industri Perbankan Taiwan juga Mengikuti Kebijakan Arah Selatan Baru dan Mulai Mengembangkan Bisnis Perusahaan ke Asia Tenggara