Migrante Taiwan baru-baru ini mengadakan "Gerakan Pemberontakan Satu Miliar Orang" di Gereja Katolik Tanzi di Taichung. Seruan utamanya adalah menentang segala bentuk kekerasan terhadap pekerja migran perempuan, melawan kebencian dan diskriminasi rasial, dan melawan eksploitasi tenaga kerja. Selain "Gerakan Pemberontakan 1 Miliar Orang", Pekerja Migran Internasional Cabang Taiwan juga pergi ke Boston, AS bersama sejumlah kelompok LSM dalam dan luar negeri untuk berdemonstrasi secara damai di luar North American Seafood Expo, menyerukan perhatian terhadap hak asasi manusia, memperjuangkan hak nelayan untuk menggunakan Wi-Fi.
"Gerakan Pemberontakan 1 Miliar Orang" adalah gerakan global yang diluncurkan oleh Eve Ensler pada tahun 2012, menganjurkan diakhirinya kekerasan seksual dan kekerasan terhadap perempuan. Migrant Workers International Cabang Taiwan menyatakan bahwa "Gerakan Pemberontakan 1 Miliar Orang" telah diadakan di Taiwan untuk tahun ketiga, dan berharap dapat mempromosikan konsep perlindungan hak dan martabat buruh perempuan melalui acara ini.
Artikel Lainnya : Sri Handini Imigran Baru Indonesia Berbagi Ceritanya di Taiwan dan Mendorong Para Perempuan Untuk Berani Bermimpi
Pekerja Migran Internasional Cabang Taiwan dan LSM dalam dan luar negeri berdemonstrasi secara damai untuk menyampaikan suara para nelayan.
Sumber foto : Migrant Workers International Cabang Taiwan
Sedangkan untuk demonstrasi damai di luar Boston Seafood Expo di Amerika Serikat, kelompok LSM juga bertemu dengan pejabat AS untuk memastikan inisiatif perdagangan Taiwan-AS dapat membahas masalah termasuk hak-hak pekerja nelayan. Menurut Administrasi Perikanan, Taiwan saat ini memiliki industri penangkapan ikan laut terbesar kedua di dunia, dengan lebih dari 1.100 kapal penangkap ikan, tetapi kurang dari 100 kapal penangkap ikan dilengkapi dengan Wi-Fi yang disediakan untuk para nelayan.
Sebagian besar awak armada laut Taiwan adalah pekerja migran yang sering tinggal di laut selama setahun tanpa akses Wi-Fi, yang menurut kelompok LSM buruk bagi kesehatan mental pekerja migran dan keluarga mereka.
Artikel Lainnya : Menghormati Multikulturalisme 22 Maret, Bulan Ramadhan dan Ibadah Puasa Islam Dimulai