【Berita Global untuk Penduduk Baru】Penerjemah / Anunciata Trixie Peni
Beberapa hari yang lalu, Pasukan Khusus Kantor Imigrasi Tainan menerima permintaan tolong dari Gereja Katolik Keluarga Suci Shanhua perihal hilangnya seorang pekerja imigran asal Vietnam, A-He. A-He yang telah lama memutuskan kontak dengan majikannya telah ditangkap polisi, dan karena ia merasa tidak enak badan selama dalam masa tahanan, A-He akhirnya dipindahkan ke gereja tersebut agar dapat beristirahat dengan lebih nyaman. Ketika rasa sakit di perutnya semakin parah, A-He akhirnya melakukan pemeriksaan di rumah sakit, di mana ia didiagnosa mengidap sakit kanker hati.
Pasukan Khusus Kantor Imigrasi Tainan berusaha keras untuk membantu A-He mencari tiket pesawat agar ia dapat pulang ke Vietnam dan bertemu dengan keluarganya. Tetapi takdir berkata lain. Kondisi A-He terus memburuk. Meskipun telah secepatnya diantar ke ruang gawat darurat, namun ia tetap tak bisa diselamatkan. Setelah mendengar berita buruk ini, Pasukan Khusus Kantor Imigrasi Tainan dan Gereja Katolik Keluarga Suci Shanhua bersama mengadakan penggalangan dana untuk pemakaman A-He. Banyak pihak yang turut memberikan sumbangan, mulai dari Kantor Distrik Shanhua, Rumah Sakit Cheng Da, Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Tainan, organisasi-organisasi penduduk baru, dan bahkan pekerja migran yang berasal dari berbagai penjuru dunia.
Di Vietnam, A-He memiliki keluarga dengan 4 anak. Anak yang paling kecil baru berusia sembilan bulan. Tetapi karena pandemi, A-He tidak bisa bekerja lembur dan mendapatkan tambahan gaji. Ia akhirnya memutuskan untuk lari dari tempat kerjanya dan mengambil pekerjaan paruh waktu secara ilegal di berbagai tempat. A-He pun sadar ketika kesehatannya perlahan memburuk. Namun, karena statusnya sebagai pekerja ilegal, ia tidak berani pergi ke dokter. Akibatnya, kanker dalam tubuh A-He semakin ganas. Setelah mendapatkan diagnosa resmi, Pasukan Khusus Kantor Imigrasi Tainan berusaha membantu A-He mencari tiket pesawat ke Vietnam, namun mengalami kesulitan akibat jumlah penerbangan yang telah berkurang drastis akibat pandemi. Akhirnya, A-He -- yang pada saat itu dirawat oleh suster Gereja Katolik Keluarga Suci Shanhua -- pun meninggal dunia sebelum sempat kembali ke Vietnam.
Pasukan Khusus Kantor Imigran Kota Tainan akhirnya menyerahkan uang hasil pengumpulan dana kepada adik A-He yang juga berada di Taiwan. Adik A-He akan membawa abu kremasi kakaknya kembali ke Vietnam. Ia menerima uang sumbangan sembari berlinang air mata. Adik A-He mengungkapkan bahwa kakaknya datang ke Taiwan dengan maksud menghidupi keluarga mereka. Bahkan ketika jatuh sakit, A-He tetap memikirkan keluarganya, merindukan istri dan anaknya. Kata-kata ini tentunya mengharukan hati para pendengar.
Berita lainnya: Empat Generasi Satu Rumah Berikan Penampilan Memukau: Kisah Hidup dan Keluarga Penduduk Baru Asal Vietnam
Menurut Li Jian Xiong, Ketua Pasukan Khusus Kantor Imigran Kota Tainan, keberadaan pasukan khusus kantor imigran tidak hanya sebagai penegak hukum, namun juga sebagai penjaga para penduduk yang hidup di bawah naungan hukum tersebut. Sudah semestinya mereka memberikan pertolongan dan pengertian kepada pekerja migran yang datang dari negeri yang jauh dan latar belakang yang berbeda, yang setiap harinya bekerja keras di Taiwan. Namun, meskipun harus bekerja keras, kaum pekerja migran juga tidak boleh lupa menjaga keamanan dan kesehatan dirinya sendiri. Mereka harus mematuhi hukum dan memastikan bahwa keberadaan dirinya di Taiwan adalah sebagai pekerja yang legal. Dengan ini, hidup mereka di Taiwan bukan semata-mata demi mencari nafkah, namun mereka juga dapat ikut memanfaatkan asuransi kesehatan yang disediakan oleh negara. Mereka yang sehat, tentunya bisa terus bekerja.
Berita lainnya: Inilah Kekuatan Seorang Ibu! Kisah Perjuangan Yuan Li Juan, Peraih Penghargaan Ibu Teladan
