Organisasi non-pemerintah "Asosiasi Good Neighbor Taiwan" baru-baru ini mengadakan konferensi pers dan mengundang artis Liu Pinyin yang bertindak sebagai duta besar amal asosiasi untuk hadir. Dia membagikan pengalamannya ketika mengunjungi keluarga dan kelompok perempuan di Indonesia yang menerima donasi dari asosiasi pada September tahun ini.
Liu Pinyin menjabat sebagai duta besar amal untuk Asosiasi Good Neighbor Taiwan.
(Sumber foto : Facebook Asosiasi Good Neighbor Taiwan)
Liu Pinyin berbagi bahwa saat dia mengunjungi Indonesia pada September, dia bertemu dengan seorang gadis bernama Nisa. Meskipun Nisa berusia 11 tahun, mentalnya hanya setara dengan anak berusia 3 tahun. Ibu Nisa menderita penyakit mental dan keberadaan ayahnya tidak diketahui. Melalui intervensi Asosiasi Good Neighbor yang mengatur sukarelawan untuk memberikan bimbingan dan kunjungan rutin, mental Nisa perlahan-lahan berkembang sampai setara anak berusia 5 tahun. Mengenai hal ini, Liu Pinyin menyerukan agar lebih banyak orang yang berhati mulia bergabung dalam program dukungan anak-anak untuk mengubah kehidupan mereka melalui pendidikan.
Selama kunjungannya, Liu Pinyin juga mengunjungi kelompok perempuan setempat yang mendapat bantuan dari Asosiasi Good Neighbor. Dia menyebutkan bahwa ibu-ibu ini memanfaatkan produk pertanian untuk membuat minuman. Mulai dari belajar, penelitian rasa, pembuatan, hingga belajar menjual di platform online untuk akhirnya memiliki penghasilan, memperbaiki situasi ekonomi keluarga, dan mengubah kehidupan. Proses ini membuat Liu Pinyin percaya bahwa untuk mengubah, kita tidak hanya memerlukan keberanian tetapi juga kesempatan.
Artis Liu Pinyin pada bulan September tahun ini mengunjungi Indonesia, bertemu dengan keluarga dan kelompok perempuan yang didukung oleh donasi dari Asosiasi Good Neighbor Taiwan.
(Sumber foto : Facebook Asosiasi Good Neighbor Taiwan)
Sekretaris Jenderal Asosiasi Good Neighbor Taiwan, Yang Guo-Zheng, menyatakan bahwa Indonesia adalah negara pertama di mana asosiasi tersebut mulai mendukung program bantuan anak-anak. Negara-negara lain seperti Mongolia, Paraguay, dan Uganda juga memiliki program dukungan anak-anak yang memerlukan bantuan. Namun, alasan mengapa Indonesia dipilih sebagai negara yang dikunjungi oleh duta besar amal Liu Pinyin adalah karena hubungan erat antara Indonesia dan Taiwan.
Artikel lainnya : Pendaftaran Program Impian Imigran Baru dan Anak Imigran Baru Generasi ke-10 telah Dibuka