Pasien kanker muda yang menjalani pengobatan kanker memiliki risiko 50% mengalami kegagalan fungsi ovarium dan kehilangan kemampuan memiliki keturunan. Oleh karena itu, mempertahankan fungsi ovarium sebelum pengobatan menjadi isu penting. Dokter menegaskan bahwa teknik pembekuan sel telur atau embrio tradisional tidak cocok bagi pasien kanker, karena teknik ini memerlukan stimulasi ovarium dan proses menunggu selama 10 hingga 14 hari. Hal ini sulit diterapkan pada pasien yang memerlukan pengobatan kanker segera. Sebaliknya, pembekuan jaringan ovarium dapat dilakukan dengan cepat melalui operasi sebelum pengobatan kanker, untuk disimpan dan ditransplantasikan kembali di masa depan.
Teknologi pembekuan jaringan ovarium memberikan harapan baru bagi pasien kanker. Teknologi ini memungkinkan jaringan ovarium disimpan dan ditransplantasikan kembali setelah pengobatan, memulihkan fungsi ovarium, dan meningkatkan peluang kehamilan alami. Secara global, ada puluhan ribu kasus pembekuan ovarium, dengan ratusan pasien berhasil melahirkan bayi sehat. Tingkat kelahiran hidup diperkirakan mencapai 30%. Lebih penting lagi, teknik ini juga menjaga fungsi hormon ovarium, membantu pasien mendapatkan kembali siklus menstruasi dan mencegah menopause dini.Obat radiasi dan kemoterapi kanker dapat menyebabkan ovarium kehilangan fungsinya. (Gambar/sumber: Heho Health)
Teknologi ini sangat cocok untuk anak perempuan yang menjalani pengobatan kanker sebelum pubertas, karena mereka belum memproduksi sel telur matang, sehingga pembekuan ovarium menjadi satu-satunya pilihan. Secara keseluruhan, teknologi ini menawarkan harapan bagi pasien kanker untuk mendapatkan kembali kesuburan mereka setelah pengobatan, khususnya bagi pasien yang memerlukan pengobatan cepat.
Artikel ini dipublikasikan dengan izin dari Heho Health.