Barongsai adalah salah satu kegiatan paling populer selama tahun baru Imlek, atau yang dikenal sebagai "Imlek" di Indonesia, terutama di komunitas Tionghoa di Jakarta dan Surabaya. Pertunjukan barongsai biasanya dilakukan oleh kelompok pemuda setempat yang mengenakan pakaian tradisional dan menari di jalanan dengan iringan suara gong dan drum. Kegiatan ini tidak hanya melestarikan budaya Tionghoa tetapi juga menjadi bagian dari keragaman budaya Indonesia.
Hidangan Tahun Baru: Simbolisme dan Perpaduan Kuliner
Meja makan Tahun Baru Imlek adalah pusat perhatian di rumah-rumah keluarga Tionghoa di Indonesia. Setiap hidangan memiliki makna simbolis khusus dan mencerminkan perpaduan antara cita rasa kuliner Tionghoa dan lokal.
- Yusheng (Lao Yu Sheng)
Yusheng adalah hidangan yang sarat dengan ritual, melambangkan kemakmuran. Hidangan ini terdiri dari irisan ikan mentah, sayuran parut, dan saus khusus. Selama makan, semua orang bersama-sama mengangkat sumpit mereka untuk mengaduk hidangan ini sambil mengucapkan kata-kata keberuntungan, menciptakan suasana yang meriah. - Lei Cha (Teh Hakka)
Di beberapa komunitas Tionghoa, Lei Cha adalah minuman khas yang dinikmati selama Imlek. Dibuat dari campuran daun teh, kacang-kacangan, dan rempah-rempah yang digiling, Lei Cha bukan hanya minuman sehat tetapi juga melambangkan keharmonisan keluarga. - Bacang Indonesia (Zongzi)
Bacang di Indonesia mempertahankan ciri khas bakcang Tionghoa tetapi dengan tambahan cita rasa lokal. Isian bacang sering kali mengandung santan, rempah-rempah, dan daging, menciptakan rasa khas ala Nusantara. - Kue Bulan (Kue Bulan)
Meski aslinya adalah makanan khas Festival Pertengahan Musim Gugur, kue bulan juga menjadi bagian dari hidangan Tahun Baru Imlek di beberapa keluarga Tionghoa di Indonesia. Bahan seperti kelapa dan gula aren sering ditambahkan untuk memberikan cita rasa lokal yang unik. - Makan Malam Keluarga
Makan malam reuni adalah acara utama selama Imlek. Keluarga Tionghoa di Indonesia biasanya menyajikan babi panggang, ayam rebus, dan ikan kukus sebagai hidangan utama. Sambal khas Indonesia sering digunakan sebagai pelengkap, menggabungkan tradisi dengan cita rasa lokal.
Tahun Baru Imlek di Indonesia menampilkan perpaduan sempurna antara budaya Tionghoa dan unsur lokal. (Gambar/sumber: Pexels)
Lentera dan Doa
Hiasan lentera dan ritual doa menjadi sorotan selama Imlek. Banyak keluarga pergi ke klenteng untuk menyalakan lilin dan berdoa memohon kesehatan dan kesuksesan. Klenteng seperti Sanggar Agung di Surabaya sering mengadakan upacara doa besar selama Imlek, menarik banyak umat untuk berpartisipasi.
Melalui perpaduan aktivitas dan hidangan khas, Imlek di Indonesia mencerminkan harmoni sempurna antara budaya Tionghoa dan unsur lokal, memberikan komunitas Tionghoa ruang untuk merayakan tradisi dan mengekspresikan identitas mereka.