img
:::

Larangan Mencela Makanan

ILUSTRASI Makanan
ILUSTRASI Makanan

Imam Nawawi dalam kitabnya Riyadhush Shalihin menjelaskan bahwa seorang Muslim tidak seharusnya mencela makanan. Hal ini mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW yang tidak pernah mencela makanan apa pun. Mencela makanan, menurut Imam Nawawi, mencerminkan tanda kesombongan dalam diri seorang Muslim. Ia menegaskan, "Mencela makanan adalah tanda keangkuhan."

Teladan Nabi Muhammad SAW

Imam Nawawi mengutip hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, di mana beliau berkata:
"Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sedikit pun. Jika beliau menyukainya, beliau makan, dan jika tidak menyukainya, beliau meninggalkannya." (HR Bukhari-Muslim).

Menurut Imam Nawawi, memuji makanan menunjukkan rasa syukur, sedangkan mencela makanan berarti merendahkan nikmat yang telah Allah SWT berikan. Kemuliaan akhlak Rasulullah SAW tercermin dalam kebiasaan beliau yang tidak mencela makanan, sebagaimana diriwayatkan Jabir radhiyallahu anhu.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bertanya kepada keluarganya tentang lauk yang tersedia. Keluarga beliau menjawab bahwa mereka hanya memiliki cuka. Rasulullah SAW kemudian meminta cuka tersebut dan bersabda:
"Lauk yang paling lezat adalah cuka, lauk yang paling lezat adalah cuka." (HR Muslim).

Imam Nawawi menganjurkan umat Muslim untuk memuji makanan meskipun dengan pujian sederhana, sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.Infografis Alasan Nabi Muhammad tidak Pernah Makan Makanan Panas - (Republika.co.id)

Hindari Pemborosan dalam Makanan

Islam juga melarang tindakan pemborosan, baik dalam harta maupun makanan. Banyak orang sering kali mengambil makanan secara berlebihan, tetapi tidak mampu menghabiskannya dan akhirnya membuang sisanya. Hal ini termasuk dalam perbuatan tabdzir, yaitu pemborosan yang dilarang dalam Islam.

Menurut Ahmad Mustafa al-Maraghi dalam kitab Tafsir al-Maraghi, Islam mengharamkan perilaku berlebihan dalam hal duniawi. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:

“Berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS al-Isra: 26-27).

Solusi Mengelola Makanan

Dalam konteks ini, cara terbaik adalah:

  • Membungkus sisa makanan yang masih layak untuk dikonsumsi.
  • Menyumbangkan makanan sisa kepada orang-orang yang membutuhkan dalam keadaan bersih dan layak.

Langkah-langkah ini tidak hanya menghindarkan kita dari pemborosan tetapi juga menjadi bentuk amal yang mendatangkan keberkahan. Islam mengajarkan kita untuk menghargai setiap nikmat dan menggunakan rezeki dengan bijak serta penuh rasa syukur.

Berita Populer

回到頁首icon
Loading