Menurut beberapa penelitian, ditemukan ada keterkaitan antara masalah tidur dengan diabetes. Diantaranya adalah dampak dari tidur dengan lampu menyala dan begadang atau tidur di waktu yang tidak biasa, yang bisa memberikan efek negatif terhadap metabolisme dan meningkatkan resistensi insulin, sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes.
Sebuah penelitian medis yang diterbitkan dalam jurnal "Proceedings of the National Academy of Sciences" dengan judul "Paparan Cahaya Selama Tidur Mengganggu Fungsi Kardio-metabolik" menunjukkan bahwa tidur dengan lampu menyala tidak hanya mengurangi durasi tidur yang dalam, meningkatkan detak jantung saat tidur, tetapi juga menyebabkan resistensi insulin. Hal ini berarti sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespon baik terhadap insulin dan tidak dapat menyerap glukosa dari darah, sehingga kadar gula darah lebih tinggi dari normal. Meskipun belum mencapai standar diagnosis diabetes, jika kondisi ini memburuk, seseorang dapat masuk ke tahap diabetes.
Menurut penelitian luar negeri, begadang atau tidur dengan lampu menyala akan berdampak buruk pada metabolisme.
(Sumber foto : Pixabay)
Selain itu, menurut laporan media asing "The Mirror", sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Experimental Physiology" menunjukkan bahwa begadang, yang mengakibatkan gangguan waktu tidur, juga memberi efek negatif pada metabolisme. Begadang dapat mengurangi sensitivitas tubuh terhadap insulin dan meningkatkan resistensi insulin, menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Oleh karena itu, para ahli tidur menyarankan untuk meningkatkan kualitas tidur dengan membuat kamar tidur gelap dan sejuk. Dan mengatur ritme sirkadian tubuh. Bagi mereka yang sering begadang, disarankan untuk tidur 2 hingga 3 jam lebih awal dari biasanya dan bangun segera setelah alarm berbunyi, berusaha mendapatkan paparan cahaya alami sebanyak mungkin. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan semangat di siang hari tetapi juga melindungi kesehatan metabolisme.
