Menurut Laporan Global tentang Demensia 2019 dari Asosiasi Demensia Internasional, diperkirakan ada lebih dari 50 juta penderita demensia di seluruh dunia, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 152 juta pada tahun 2050. Demensia saat ini menyebabkan biaya lebih dari 1 triliun dolar AS setiap tahun dan diproyeksikan meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. Berdasarkan data statistik Taiwan, total pengeluaran medis tahunan untuk 350.000 penderita demensia mencapai NT$185,5 miliar, yang menyumbang 8,9% dari total pengeluaran medis. Untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan demensia, Asosiasi Demensia Internasional menetapkan 21 September setiap tahun sebagai Hari Demensia Sedunia.Gangguan pendengaran sering menjadi salah satu faktor utama penyebab isolasi sosial. (Gambar/sumber: Heho Health)
Menurut “Rencana Aksi Global tentang Kesehatan Masyarakat untuk Demensia 2017-2025” dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat tujuh bidang aksi utama yang diajukan, termasuk kesadaran tentang demensia, pengurangan risiko, diagnosis, perawatan dan pengobatan, serta dukungan bagi para pengasuh. WHO mendorong negara-negara untuk mengembangkan kebijakan yang relevan untuk secara aktif mencegah dan mengurangi risiko demensia. Salah satu faktor risiko utama yang diidentifikasi adalah "gangguan pendengaran", yang berdasarkan penelitian memiliki hubungan erat dengan risiko demensia.
Penelitian klinis menunjukkan bahwa risiko demensia pada individu dengan gangguan pendengaran 5 kali lebih tinggi dibandingkan orang normal. Kehilangan pendengaran yang tidak ditangani dapat mempercepat atrofi otak dan perubahan patologis. Namun, penggunaan alat bantu dengar dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif hingga 48%. Sayangnya, pemeriksaan kesehatan di Taiwan saat ini belum mencakup penyaringan pendengaran, dan kesadaran masyarakat tentang hubungan antara gangguan pendengaran dan demensia masih perlu ditingkatkan.Dr. Lo Tun-hsin, Wakil Ketua Asosiasi Audiologi dan Bahasa Taiyu, Prof. Liu Tien-chen dari Departemen THT Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan, Dr. Frank Lin, MD, PhD dari Universitas Johns Hopkins, Dr. Liu Chien-liang, Direktur Pusat Demensia Rumah Sakit Kota Taipei, dan Dr. Zhang Li-hong, Associate Professor di Institut Ilmu Saraf Universitas Nasional Yang Ming Chiao Tung. (Gambar/sumber: Heho Health)
Para ahli merekomendasikan agar kebijakan pencegahan demensia mencakup pemeriksaan pendengaran rutin, mempromosikan penggunaan alat bantu dengar, dan melalui deteksi dini serta pengobatan faktor risiko tinggi. Hal ini dapat secara efektif mengurangi biaya medis dan sosial yang terkait dengan demensia, sekaligus mencapai tujuan pencegahan demensia yang lebih komprehensif.
Artikel ini digunakan dengan izin dari Heho Health.