img
:::

Taiwan dan Vietnam Merupakan Rumahku, Generasi kedua baru (Wu Peizhen) Bergabung dalam Merawat Lansia

Sumber foto : Wu Peizhen
Sumber foto : Wu Peizhen
Berita Global untuk Penduduk Baru】Editor/王月兒 Sendy Wang

"Suatu hari, sebuah sekolah menyelenggarakan subsidi ujian lisensi untuk siswa yang kurang mampu. Yang mengejutkan saya adalah, ujian itu termasuk untuk anak-anak imigran baru juga. Tampaknya masyarakat merasa bahwa imigran baru dan generasi kedua adalah kelompok yang kurang beruntung. "Wu Peizhen, generasi kedua baru dari Vietnam, terkejut bahwa stereotip masih ada di mana-mana. Namun, dia tidak berhenti di situ, dia menggunakan tindakannya untuk membuat generasi kedua baru tidak hanya menjadi sebuah nama saja, tetapi juga dapat melakukan Tindakan dan membawa perubahan.

Wu Peizhen, yang baru berusia 21 tahun, awalnya mengambil jurusan keperawatan karena kesehatan keluarganya yang buruk. Selama liburan musim panas di perguruan tinggi, dia bekerja dan belajar di lembaga perawatan lansia. Dihari terakhir dia bekerja dan berpamitan kepada warga satu per satu, seorang nenek menahannya dan tidak bisa berhenti menangis, "Dia mengatakan bahwa hanya kalian yang akan datang menemui saya dan menemani saya berbicara. Saat itu, perasaan saya benar-benar campur aduk."

Wu Peizhen secara pribadi melihat bahwa karena kekurangan tenaga kerja, sistem perawatan lansia tidak dapat menemani dan memberikan banyak perhatian, jadi dia mulai melakukan yang terbaik dan selalu menyisihkan lebih banyak waktu untuk menemani para lansia, berharap tidak membuat mereka merasa ditinggalkan dan kesepian, berharap kedepannya dapat membuka suatu lembaga perawatan lansia. “Saya harap saya juga dapat berpartisipasi dalam sistem perawatan lansia dan melakukan yang terbaik. Di satu sisi, saya dapat mengabdikan diri untuk perawatan lansia, dan saya juga dapat melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah komunikasi petugas perawatan ."

Ketika saya kembali ke Vietnam, saya mendengar nenek saya berkata kepada bibi saya, "Dia (Wu Peizhen) adalah orang Taiwan dan saya tidak memahaminya, jadi saya tidak perlu menjelaskan." Segera, saya memutuskan untuk belajar bahasa Vietnam dengan baik, dan setelah kembali ke Taiwan, saya juga mulai belajar bahasa Vietnam.”

Tahun berikutnya, ketika dia kembali ke Vietnam, percakapan sehari-harinya dengan kerabatnya tidak lagi terhalang. Bibinya bahkan berinisiatif untuk memberi tahu neneknya: "Nhi (nama Vietnamnya) sekarang dapat berbicara bahasa Vietnam dengan sangat baik. Wu Peizhen sangat senang. Pada saat itu, dia benar-benar menyadari bahwa identitasnya bukan hanya generasi kedua baru dari Taiwan, tetapi juga orang Vietnam.

Seperti biasa, dia belajar di siang hari dan bekerja sebagai perawat di malam hari. Dia berharap menggunakan identitas dan bahasanya untuk berpartisipasi dalam sistem perawatan lansia di masa depan dan Kembali ke tanah kelahiran. ”Bagiku, semua manusia tidak seharusnya terlalu dibatas-batasi. Selama saya mengakui tanah ini, saya bisa menjadi siapa pun hari ini terlepas dari kebangsaan saya. Saya mencintai Taiwan, tempat saya dilahirkan, dan Vietnam, tempat ibu saya dilahirkan. Tanpa Taiwan ataupun Vietnam, saya tidak akan menjadi diri saya yang saat ini. "

Berita Populer

回到頁首icon
Loading