Speech delay atau keterlambatan bicara adalah hambatan dalam kemampuan komunikasi verbal, di mana anak mengalami kesulitan mengekspresikan diri melalui kata-kata. Secara umum, anak mulai belajar bicara sejak usia 0–6 tahun, dan menurut Jolongo, anak-anak berusia 5 tahun telah menguasai sekitar 800 kata. Pada usia 6 tahun, mereka mempelajari 6 hingga 10 kata baru setiap hari (Dhieni et al., 2013). Namun, beberapa faktor internal dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Berdasarkan Minayu (2014), salah satu faktor adalah disartria, yaitu kondisi di mana otot-otot bicara lemah atau sulit dikendalikan. Contohnya, beberapa anak mengalami kesulitan mengucapkan huruf “R,” yang dapat menyebabkan cadel. Faktor lain adalah kecerdasan intelektual yang rendah, di mana keterbatasan dalam pemahaman dan nalar dapat mempengaruhi kemampuan berbicara.Speech delay atau keterlambatan bicara adalah hambatan dalam komunikasi bahasa.
Selain itu, anak yang lebih sering menggunakan ekspresi wajah atau gerakan tubuh dalam berkomunikasi juga cenderung mengalami keterlambatan bicara. Sebagai contoh, beberapa anak lebih nyaman menggunakan ekspresi atau gerakan tubuh untuk menyampaikan maksudnya daripada kata-kata, sehingga kesempatan untuk belajar bicara terlewatkan. Faktor tambahan yang dapat mempengaruhi adalah komplikasi pada masa kehamilan, seperti stres fisik dan mental pada ibu, yang dapat memengaruhi perkembangan bayi. Penting bagi orang tua untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mendapati tanda-tanda keterlambatan bicara pada anak agar dapat melakukan terapi atau intervensi yang tepat.