0821.png)
【Berita Global untuk Penduduk Baru】Penerjemah/ Jessica Prasetio
Dalam rangka mempromosikan pangan beras lokal dan pendidikan beras, pemerintah Taiwan secara intensif membudidayakan beras sebagai makanan utama dan dikombinasikan dengan produk pertanian lokal agar anak-anak memahami pentingnya warisan budaya pangan lokal dan asupan gizi seimbang. Selain itu "Proyek Makan Nasi di Sekolah 2021" (2021食米學園計畫) dilaksanakan di kampus sekolah dasar untuk menumbuhkan konsep makan nasi sejak kecil. Dalam menghadapi pandemi Covid-19 telah dilaksanakan penangguhan kelas tetapi pembelajaran tetap diberlangsungkan, agar anak-anak dapat terus belajar tentang ilmu beras, guru-guru merekam berbagai video pengajaran seperti pengajaran online, memproduksi bahan ajar, sehingga anak-anak di rumah juga dapat belajar.
0821.jpg)
Anak-anak membuat makanan Indonesia, Vietnam dan Thailand. Sumber: Diambil dari 農糧署提供
Untuk terus membekali anak-anak belajar tentang budaya beras, para guru dari pedesaan menggabungkan kurikulum dengan 3C untuk membuat anak-anak betah dan belajar dengan bahagia di rumah. Seperti guru SD Fangyuan (芳苑國小) di Kabupaten Changhua menggunakan "Fang Yuan Lokal" (芳苑在地) dan "Kampung halaman Penduduk Baru" (新住民家鄉) sebagai tema untuk merencanakan berbagai kursus tentang ilmu beras selama liburan musim panas. Memperkenalkan budaya beras dari berbagai negara seperti Thailand, Indonesia, Vietnam dan Taiwan untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang ciri khas makanan yang berbeda, selain itu, banyak kursus menggunakan beras lokal untuk membuat sushi gulung, risotto kari dan hidangan nasi lainnya agar memungkinkan anak-anak dan orang tua untuk "masak sendiri saat masa pandemi" di rumah.
0821.jpg)
Anak-anak belajar tentang budaya beras lokal. Sumber: Diambil dari 農糧署提供
Tujuan dari "Proyek Makan Nasi di Sekolah" (食米學園計畫) adalah untuk menggunakan beras lokal dan produk pertanian lokal sebagai bahan utama untuk menyiapkan masakan eksotis. Agar anak-anak dapat mempelajari budaya beras lokal, Taiwan menggabungkan pendidikan beras lokal, asupan gizi seimbang, dan penjualan lokal ke dalam kurikulum, dan setiap sekolah dapat merancang kegiatan sesuai dengan karakteristik lokal.
