img
:::

Avigan Berpeluang Menjadi Obat Covid-19 yang Juga Dipakai Menangkal Ebola

Avigan Berpeluang Menjadi Obat Covid-19 yang Juga Dipakai Menangkal Ebola

Sejak muncul pada November 2019, ilmuwan berlomba-lomba menemukan obat penangkal virus korona jenis baru (SARS-CoV-2). Warga dunia dilanda kecemasan lantaran virus penyebab pandemi Covid-19 ini mematikan. Sebelum obat penangkal itu benar-benar ditemukan, obat flu buatan Jepang dianggap manjur oleh Pemerintah China.

Hanya berselang tiga hari setelah China merekomendasikan obat flu bernama Avigan itu, Pemerintah Indonesia langsung bergerak. Pemerintah Indonesia telah memesan dua juta butir obat flu buatan Jepang, Avigan, dan lima juta butir obat malaria chloroquine untuk menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia. ”Obat ini sudah dicoba oleh satu, dua, tiga negara dan beri kesembuhan,” kata Presiden Joko Widodo,  Jumat, (20/3/2020) di Istana Merdeka, Jakarta.

Sebuah percobaan awal memang sudah menunjukkan hasil positif pemberian Avigan kepada pasien Covid-19 di China. Avigan, yang dibuat oleh perusahaan kimia Fujifilm Toyama Chemical, diuji coba kepada 240 pasien di Wuhan dan 80 lainnya di Shenzen, China.

Para pasien di Shenzen yang diberi Avigan menjadi negatif setelah sekitar empat hari. Sementara yang tidak diberi membutuhkan waktu sekitar 11 hari. Uji coba tersebut juga menunjukkan adanya perbaikan kondisi paru-paru 91 persen penerima Avigan.

Efektivitas Avigan terhadap Covid-19 tampaknya menjanjikan. Namun, Guru Besar Farmakologi dan Terapi Universitas Gadjah Mada Mustofa menilai, seluruh uji coba tersebut masih dalam tahap awal. Menurut dia, masih ada fase uji coba yang harus dilalui Avigan. ”Saya kira itu masih pada uji klinis fase kedua. Jumlah pasiennya masih terbatas, belum banyak, sehingga belum bisa disimpulkan efektivitasnya dengan tepat,” kata Mustofa

Obat flu sejak 2014

Di Jepang, sebetulnya penggunaan Avigan sudah mendapat persetujuan pemerintah pada 2014. Sementara itu, dari catatan National Library of Medicine Amerika Serikat, tercatat bahwa Favipirafir, nama generik Avigan, sebetulnya telah melalui uji klinis fase ketiga pada 2015.

Untuk diketahui, obat ini sebetulnya sudah bisa beredar ketika sudah melampaui tes ini. Namun, perlu diingat, uji klinis ini dilakukan terhadap influenza atau flu, bukan Covid-19.

Selain itu, kata Mustofa, industri juga wajib melakukan uji klinis fase keempat, yakni uji klinis fase keempat atau post-marketing surveillance (pasca-pemasaran). ”Dalam uji klinik keempat ini, kemungkinan kejadien efek samping baru muncul dan bisa terdeteksi,” kata Mustofa.

Sementara itu, meski penggunaannya sudah mendapat persetujuan pemerintah, Avigan hanya bisa diproduksi dan didistribusikan atas permintaan pemerintah. Avigan hanya bisa dipakai apabila terjadi penyebaran virus flu yang tidak dikenal.

Surat kabar Wall Street Journal melaporkan, penyebab Avigan tidak digunakan sebagai obat flu biasa adalah akibat kemungkinan efek samping yang mungkin ditunjukkan Avigan kepada ibu mengandung. Penggunaan Avigan harus dengan hati-hati dan penuh pengawasan dokter. Sebab, ada peluang efek samping yang dapat menyebabkan kecacatan pada janin.

Mencegah replikasi virus RNA

Efektivitas Avigan untuk penanganan Covid-19, dinilai Leen Delang, virulogis Katholieke Universiteit Leuven Belgia, disebabkan oleh cara kerja obat tersebut. Pada Mei 2018, Delang memublikasikan penelitiannya berjudul ”Favipiravir as a potential countermeasure against neglected and emerging RNA viruses” pada jurnal medis terkemuka Antiviral Research.

Tidak seperti obat biasa yang spesifik untuk satu jenis penyakit, Avigan bekerja dengan cara mencegah fungsi enzim yang dibutuhkan oleh berbagai macam virus untuk mereplikasi dirinya.

Hal ini yang menyebabkan Avigan juga pernah digunakan untuk merawat pasien ebola di sejumlah negara di Afrika pada beberapa tahun yang lalu.

Delang mengatakan, belajar dari kasus ebola, efektivitas Avigan terbatas untuk pasien yang sudah parah kondisinya. Namun, Avigan menunjukkan efektivitas yang cukup baik pada pasien yang lebih ringan. ”Mungkin akan lebih baik untuk mengombinasikannya dengan obat lain karena (Avigan) sendiri mungkin belum cukup ampuh,” kata Delang kepada Wall Street Journal.

 

Sumber:Kompas

Avigan Berpeluang Menjadi Obat Covid-19 yang Juga Dipakai Menangkal Ebola

Berita Populer

回到頁首icon
Loading