Konsumsi gula berlebih pada anak semakin menjadi perhatian karena berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan kerusakan gigi. Dokter spesialis anak, Siska Mayasari Lubis, menekankan pentingnya peran orang tua dalam membentuk pola makan sehat sejak dini.
Orang tua perlu memberikan contoh dengan membatasi konsumsi gula dalam kehidupan sehari-hari. Siska menyarankan beberapa langkah untuk mencegah anak menjadi pecandu gula, seperti:
- 1. Membatasi cemilan manis di rumah.
- 2. Mengajak anak makan bersama untuk mengontrol asupan nutrisi.
- 3. Memberi teladan dengan mengurangi konsumsi gula berlebih.
- 4. Mendorong aktivitas fisik yang rutin untuk anak-anak.
Menurut rekomendasi CDC, anak usia 3-5 tahun harus aktif secara fisik sepanjang hari untuk mendukung pertumbuhan. Sedangkan anak usia 6-17 tahun dianjurkan melakukan aktivitas fisik intensitas sedang hingga berat selama 60 menit atau lebih setiap hari, termasuk aktivitas aerobik.
Siska juga menyarankan agar konsumsi gula tidak melebihi 10 persen dari total asupan energi harian. Bahaya jangka pendek akibat konsumsi gula berlebih termasuk lonjakan energi, penurunan fokus, dan kerusakan gigi. Dalam jangka panjang, gula berlebih dapat memengaruhi kemampuan otak anak, memicu perubahan neurokimia, hingga menyebabkan perilaku adiktif.
Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan anak-anak dan orang dewasa menderita diabetes.
Selain itu, konsumsi gula berlebih meningkatkan risiko penyakit kronis seperti:
- Diabetes akibat resistensi insulin.
- Sindrom metabolisme.
- Hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.
- Gangguan pada lever dan ginjal.
- Masalah psikologis dan neurologis.
- Gangguan kesehatan tulang (orthopedic problem).
Orang tua diharapkan mendorong anak untuk hidup aktif, bermain sepeda, melompat, atau melakukan aktivitas fisik lainnya sebagai langkah penting untuk mengurangi risiko konsumsi gula berlebih dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
