Penyakit Parkinson dan demensia, meskipun sama-sama merupakan penyakit neurodegeneratif, memiliki perbedaan yang jelas dalam gejala dan penyebab. Demensia terutama memengaruhi fungsi memori, sedangkan penyakit Parkinson berdampak pada fungsi gerakan. Penyebabnya terkait dengan kelainan protein sinuklein, yang menyebabkan kekurangan dopamin dan terbagi dalam lima tahap, dari tremor ringan hingga ketergantungan penuh pada orang lain untuk perawatan.
Meskipun pengobatan dapat meredakan gejala, penyakit Parkinson tidak dapat disembuhkan. Seiring perkembangan penyakit, pasien menghadapi tantangan seperti efektivitas obat yang menurun. Dr. Huang Yanxiang menjelaskan bahwa pada tahap awal pengobatan, pasien mengalami “fase bulan madu,” dengan perbaikan gejala yang signifikan. Namun, kebanyakan pasien mengalami penurunan efektivitas obat setelah 5-7 tahun. Untuk pasien muda, agonis reseptor dopamin lebih disarankan guna mengurangi efek samping penggunaan levodopa jangka panjang.Penyakit Parkinson dibagi menjadi 5 tahap berdasarkan tingkat keparahan. (Gambar/sumber: Heho Health)
Selain pengobatan, olahraga teratur dan dukungan psikologis sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Olahraga dapat meredakan gejala, sementara pola pikir positif membantu memperlambat degenerasi. Dr. Huang menyarankan kegiatan seperti kerajinan tangan, musik, dan melukis, yang tidak hanya menenangkan pikiran tetapi juga berfungsi sebagai rehabilitasi.
Meskipun penyakit Parkinson adalah perjalanan panjang, pengobatan yang tepat, dukungan keluarga, dan sikap hidup aktif dapat membantu pasien menemukan harapan dan mengurangi dampak penyakit terhadap kehidupan sehari-hari.